Spiritualitas Gus Dur Menembus Jantung
NU Online · Rabu, 26 September 2012 | 10:14 WIB
Jakarta, NU Online
KH Abdurrahman Wahid baik semasa hidup, wafat, dan setelahnya, merupakan fenomena. Tindakan dan perkataannya menggerakkan banyak orang. Pun, setelah dikebumikan, tak hentinya orang berziarah.
<>
Menurut KH Husein Muhammad, basis spiritual Gus Durlah faktor utamanya. “Basis spiritual itu kalau menurut saya yang menggerakkan, cahaya hatinya,” katanya selepas peluncuran buku Sang Zahid di The Wahid Institute, Matraman, Jakarta, Selasa (26/9).
Hati itu, sambung Husein, cahaya hati itu kalau bersih dan tulus, getaran-getaran elektroniknya akan menembus jantung orang.
“Bagaiamana orang-orang di kampung itu bisa kenal Gus Dur. Siapa orang besar di sini yang seperti dia. Paling hanya pas meninggalnya saja. Setelah itu sudah bubar. Nggak ada lagi.”
Pengasuh pesantren Darut Tauhid, Cirebon ini semula menduga masyarakat membutuhkan waktu panjang untuk memahami Ketua Umum PBNU 1984 dan cucu Hadrotusy Syekh KH Hasyim Asy’ari.
“Tetapi Gus Dur ini cepat sekali menjadi legendanya.”
Husein berpendapat, kemungkinan lahir sosok Gus Dur selalu ad, “Wali itu harus selalu ada pada setiap masa. Nabi mengatakan, Allah akan membangkitakan orang yang akan memperbaharui agama. Agama sudah begitu rusak. Banyak klaim agama yang tidak ramah kepada manusia, merusak,” jelasnya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Penulis : ABdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
3
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua