Nasional

Soal Rumah Makan Selama Ramadhan, Menteri Agama Imbau Semua Pihak Saling Menghargai

NU Online  ·  Selasa, 31 Mei 2016 | 08:02 WIB

Jombang, NU Online
Menteri Agama RI H Lukman Hakim Saifuddin meminta masyarakat untuk saling memahami agar suasana kondusif tetap terjaga. Ia menyoroti masalah warung makan yang selalu menjadi persoalan hangat dibicarakan saat Ramadhan.

"Terkait warung makan, kita harus saling menghormati bahwa ada juga umat Islam yang tidak berpuasa, seperti musafir, wanita hamil, perempuan menyusui maupun yang sedang haid. Mereka juga butuh warung makan," kata H Lukman Hakim Saifuddin usai menyerahkan SK penetapan izin pendidikan Ma'had Aly di Pesantren Tebuireng Jombang, Senin (30/5) petang.

Di hadapan sejumlah insan media, Menag menyatakan tidak ada larangan kepada pemilik warung makan membuka usahanya saat siang hari di bulan Ramadhan. Yang terpenting baik yang berpuasa maupun tidak tetap saling menghormati dan menghargai.

Meski demikian, ia juga meminta masyarakat yang tidak berpuasa tetap menghormati dan menghargai yang sedang menjalankan ibadah puasa. "Sebaliknya, di Indonesia itu tidak semuanya Muslim. Untuk yang non-Muslim, harus juga menghormati dan menghargai kita," katanya.

Sedangkan masalah penetapan awal Ramadhan, Kementerian Agama akan tetap menentukan lewat sidang itsbat. Sidang tersebut akan digelar 29 Syaban 1437 H atau Ahad, 5 Juni 2016.

Sidang itsbat ini menghadirkan seluruh ormas Islam, ahli falak, akademisi serta tokoh agama. Jika pada sidang tersebut ada yang melihat hilal, maka awal Ramadan 1437 H akan jatuh pada Senin (6/6). Namun jika dalam sidang itsbat tidak ada yang melihat hilal, maka pihaknya akan melakukan istikmal atau penyempurnaan bilangan bulan.

"Kalau diputuskan istikmal, berarti awal Ramadhan akan jatuh lusanya, atau pada Selasa (7/6). Kami upayakan pelaksanaan awal Ramadhan tahun ini serentak. Jika memang ada yang tidak bersamaan, maka harus saling menghormati," tandas Lukman. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)