Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) mengundang tim sukses dua pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jatim. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga netralitas dan Khittah NU pada pemilihan mendatang.
“Yang jelas, sudah saya sampaikan kepada masing-masing tim sukses,” kata KH Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, Selasa (13/2). Ketua PWNU Jatim tersebut kemudian menjelaskan bahwa jika salah satu tim sukses pasangan calon yang akan bertarung pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim diterima, maka yang lain juga harus diterima. Dan jika ditolak, maka akan ditolak semua, lanjut Kiai Mutawakkil.
Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo tersebut menandaskan keputusan untuk mengundang masing-masing tim sukses sebagai sikap tegas NU untuk menjaga netralitas dalam persoalan politik praktis.
“Tapi hari ini keduanya tidak hadir. Dan yang perlu dicatat, kita sudah memberikan waktu kepada mereka,” tandasnya. Dan secara kebetulan pada saat yang bersamaan sedang berlangsung pengundian nomor urut oleh Komisi Pemilihan Umum Jatim di Hotel Mercure Surabaya.
Menurut Kiai Mutawakkil, PWNU Jatim tidak pernah menolak pasangan calon untuk bersilaturrahim. Namun, untuk tujuan tersebut perlu dijadwalkan. “Mengumpulkan kiai sepuh itu tidak mudah. Yang jelas, berita bahwa PWNU Jatim hanya menerima kedatangan salah satu calon adalah tidak benar,” tegasnya.
Di hadapan sejumlah insan media, Kiai Mutawakkil juga menjelaskan mengapa yang diundang hanya tim sukses, bukan pasangan calon. “Ini sesuai dengan saran para kiai sepuh,” ungkapnya. Karena para kiai ingin menyampaikan sejumlah pesan yang diharapkan bisa dilakukan para tim sukses untuk menjaga keutuhan umat.
Sesuai dengan arahan para kiai pula, PWNU Jatim sengaja mengundang tim sukses untuk saling berbagi masukan agar pelaksanaan Pilkada dapat berjalan kondusif, dan tidak saling bermusuhan. “Para kiai dan masyayikh berharap bisa sharing dengan tim sukses,” ungkapnya.
PWNU Jatim berharap kepada masing-masing tim sukses dalam mencari simpati masyarakat hendaknya berhati-hati lantaran masyarakat sangat sensitif. “Hindari isu SARA dan politik uang, karena itu sama sekali tidak mendidik. Berilah masyarakat harapan untuk memilih pemimpin yang diusung sebagai pemimpin baru dalam berbagai aspek kebutuhan masyarakat,” kata Kiai Mutawakkil.
“Sesuai saran para kiai sepuh, calon gubernur yakni Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Khofifah tidak perlu hadir,” tandasnya. Karena keduanya sudah negarawan, sehingga dijamin akan menjaga etika dan banyak pengalaman dalam proses pemilihan kepala daerah.
Apalagi dalam pandangan para kiai, keduanya pernah memiliki kedudukan yang bukan hanya di tingkat regional tetapi juga nasional. “Sehingga keduanya sudah paham benar bagaimana berpolitik yang baik dan santun,” katanya.
Harapan kepada Warga NU
Kepada masyarakat, Kiai Mutawakkil juga berharap dapat menggunakan hak pilihnya secara efektif dan bertanggung jawab. “Khusus untuk warga NU, kita mengharuskan kepada seluruh pengurus di tingkat wilayah, cabang, sampai ke MWC, dan Ranting NU agar mengarahkan warganya untuk menggunakan hak pilih secara efektif dan bertanggung jawab,” tandasnya.
Karenanya, warga NU Jangan sampai tidak memilih atau golput. “Karena golput adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak menghargai jasa para pendiri bangsa ini yang termasuk di dalamnya adalah ulama dan kiai sepuh kita,” pungkasnya.
Hadir pada kesempatan tersebut, Rais PWNU Jatim, KH Anwar Mansyur, KH Anwar Iskandar, KH Sholeh Qosim, dan KH Syafruddin Syarif. Jumpa pers dilangsungkan di gedung PWNU Jatim, jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya. (Ibnu Nawawi)