Seminar Aswaja Soroti Liberalisme dan Radikalisme di Indonesia dan Malaysia
NU Online · Kamis, 25 Desember 2014 | 09:30 WIB
Surabaya, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj membuka seminar Aswaja nasional yang berlangsung di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Selasa-Jumat (22-26/12). Pertemuan yang diadakan Aswaja Center Nahdlatul Ulama (NU) Jatim ini secara khusus mengkaji posisi Aswaja di tengah paham liberal dan radikal terutama di Indonesia dan di Malaysia.
<>
Peserta seminar ini gelisah. Setelah reformasi, mereka melihat hadirnya pelbagai aliran dan ideologi baik yang tumbuh dari semangat liberal maupun radikal ke permukaan. Aneka aliran itu hadir baik embrionya telah lama ada dalam tubuh masyarakat Islam Indonesia, maupun ideologi baru dari luar negeri dengan pola gerakan transnasional dan radikal.
Peserta seminar melihat Indonesia menjadi ajang pertarungan berbagai macam ideologi yang kebanyakan bertentangan dengan spirit Islam maupun keindonesiaan. Ideologi fundamentalis bercorak radikal, dengan bersuara lantang seringkali mengklaim bahwa kelompoknya berada di garis yang paling benar dan paling sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw.
Ketua Panitia Fathul Qodir mengatakan, “Bagaimanapun, menyikapi berbagai ideologi transnasional itu perlu sinergi antarnegara agar umat Islam dapat mengawal Islam tengah yang ramah.”
Tampak hadir para ulama, akademisi, cendekiawan dari dua negara dalam acara tersebut. Narasumber yang hadir antara lain Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Miftakhul Akhyar, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya H Abd Ala.
Sementara dari kalangan negara tetangga itu ialah penasihat utama majelis agama Islam negeri Johor Dato Sheikh Haji Noh Gadot, guru besar Universitas Tun Husen Dato Haji Abdul Razak Omar, pengajar pada pengajian tinggi Islam Johor Md Som Sujimon, serta Sayid M Dawelah al-Aidrus.
Ketua PWNU Lampung KH Soleh Bajuri yang hadir mengikuti acara tersebut menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan yang digelar Aswaja Center NU Jawa Timur.
“Acara semacam ini harus sering diadakan mengingat saat ini perlu adanya pemahaman mendalam tentang Aswaja dalam membentengi warga dari berbagai ideologi transnasional, radikalisme, terorisme dan liberalism,” kata Kiai Soleh. (Rudi Santoso/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua