Nasional

Selain Wawasan Mendalam, Kiai Juga Harus Bisa Menulis

NU Online  ·  Senin, 7 Januari 2019 | 13:44 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap, program 5000 kiai yang akan digulirkan Kementerian Agama pada 2019 ini tidak hanya berhenti pada pemberian wawasan yang mendalam, tetapi juga menekankan program menulis.

“Saya kira di antaranya harus diajarkan tentang metodologi penulisan kepada kiai-kiai,” kata Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (7/1).

Kiai Manan melihat masih sedikit kiai yang moderat lalu aktif dalam dunia tulis-menulis. Melihat fakta demikian, program penulisan pun dinilainya sangat tepat untuk para kiai.

"Jadi nantinya kiai-kiai tidak hanya tradisi lisan, tapi juga diungkapkan melalui tulisan. Saya kira itu penting,” kata Kiai Manan.

Ia mengaku bahwa hingga kini jumlah kiai yang aktif menulis masih sedikit. Di antara kiai moderat yang aktif menulis itu Pakar Tafsir Al-Qur’an Indonesia KH Muhammad Quraish Shihab dan Guru Besar Ushul Fiqih Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Situbondo KH Afifuddin Muhajir.

“Sampai sekarang memang masih sedikit kiai yang menulis,” ucapnya.

Program menulis dinilai menjadi lebih penting lagi karena di toko-toko buku didominasi oleh kelompok radikal. Padahal, sambungnya, keilmuan para kiai jauh lebih luas.

“Apalagi kini buku-buku lebih dikuasai kelompok lain (radikal), Padahal ilmu kiai-kiai kita kan lebih luas,” ucapnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)