Nasional

Selain Kampus, Pesantren dan Masjid Tunggu Kiprah PMII

NU Online  ·  Kamis, 12 Februari 2015 | 12:03 WIB

Kudus, NU Online
Bendahara PB PMII Ahmad Ridwan Hasibuan meminta kader-kadernya untuk juga memasuki pesantren, masjid, dan mushola sebagai lapangan pergerakan. Di hadapan pengurus baru PMII Kudus, Ridwan menyatakan bahwa sekarang sudah saatnya PMII kembali ke pesantren, masjid dan kampus.
<>
Demikian disampaikan Ridwan pada pelantikan PMII Kudus di aula kampus Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Cendekia Utama Kudus, Rabu (11/2) siang.

Menurut Ridwan, kembalinya mahasiswa PMII menuju tiga tempat di atas sangat menolong PMII dan NU mendatang. “Kembalinya kita kepada tiga tempat di atas adalah sebagai bentuk penyelamatan PMII dan penyelamatan NU ke depannya,” katanya.

Ia menilai, selama ini kader PMII jarang masuk dalam jajaran kepengurusan PBNU. Salah satu sebebanya karena kader PMII tidak memenuhi kriteria sebagai ulama NU. Selain itu, juga keengganan kader PMII secara pribadi.

Aktivis PMII perlu kembali mendalami intelektualitas keagamaan, di antaranya dengan kembali mengaji di pesantren. Pesantren mahasiswa juga layak diriuhkan kembali. Sementara itu, penguasaan terhadap masjid-masjid pun penting bagi para kader. Jangan sampai kader terlena hingga masjid banyak dikuasai oleh orang dari luar NU.

Ridwan juga berpesan agar PMII harus kembali ke meja perkuliahan dengan penuh kesungguhan. Beragamnya latar belakang konsentrasi keilmuan para kader menjadi peluang besar pula untuk organisasi.

“Jangan sampai semua anggota terlalu konsen membicarakan dunia politik. Kalau semua arahnya ke politik, maka hanya akan pandai di lapangan. Profesionalitas mahasiswa sesuai dengan bidang jurusan juga penting,” paparnya.

Ia pun menyayangkan para mahasiswa yang justru lebih memilih diskusi PMII ketimbang masuk kelas kuliah. Menurutnya, hal ini sama saja dengan menghambat kreatifitas proses keilmuan para kader.

Pelantikan PMII Kudus ini ditutup dengan pertunjukan seni tari Kretek oleh tim teater Gerak 11. Pelantikan yang dihadiri juga oleh perwakilan pelajar di Kudus ini dirangkai dengan seminar regional bertajuk “Indonesia; Menyongsong ASEAN Community 2015 dengan menghadirkan akademisi STAIN Kudus dan praktisi usaha. (Istahiyyah/Alhafiz K)