Nasional

Sekjen PBNU: Tragedi Mina Peringatan untuk Kerajaan Arab Saudi

NU Online  ·  Jumat, 25 September 2015 | 22:59 WIB

Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal PBNU HHelmy Faishal Zaini mengajak melakukan refleksi peristiwa musibah beruntun di tanah suci, baik jatuhnya crane maupun Mina. Helmy mengatakan sudah saatnya Arab Saudi menghentikan pembangunan yang menghancurkan situs-situs sejarah peninggalan Nabi Muhammad SAW. 
<>
"Dua tragedi Crane Makkah dan tragedi Mina ini, sesungguhnya merupakan pelajaran dan peringatan yang nyata kepada pemerintah Kerajaan Saudi Arabia. Proyek dan pembangunan kota suci ini jauh dari yang digambarkan menjadi pusat peradaban Islam dunia," kata Helmy dalam rilisnya, Jakarta, Jumat malam (25/9).

Helmy menilai Kerajaan Arab Saudi membangun Makkah dan Madinah hanya memanjakan bisnis belaka, dimana sama sekali tidak membangun kota dengan peradaban tinggi. Ia menambahkan artefak, situs sejarah dan tempat bersejarah Nabi SAW dihilangkan dengan alasan musyrik. Justru, lanjutnya menara-menara yang dibangun tidak menunjukkan hormat dan tawadlu kepada Ka'bah-Baitullah. 

"Mereka membangun 'berhala' baru seperti jam raksasa mengganggu khusyuk jamaah berthawaf. Padahal dalam manasik, thawaf adalah totalitas khusyuk dan taqorrub (mendekat) kepada Allah SWT," imbuhnya.

Helmy mengkritik kebijakan Arab Saudi yang kontradiktif, sebagai donatur pengembang ajaran wahabi yang membid'ahkan ahlussunnah wal jamaah. Namun, imbuhnya memuja dan bersekutu dengan Barat. "Sementara cinta yang teramat cinta kepada Barat, menjadi sekutu Amerika, mendukung satu kelompok untuk berperang angkat senjata, apalah artinya ini?," kritik Helmy.

Helmy mengajak seluruh umat islam memberikan doa dan simpati kepada korban dan keluarga korban.

"Semoga para pecinta Rasulullah akan datang melakukan koreksi total dan menjaga serta merawat sejarah, peradaban luhur Makkah dan Madinah," pungkasnya. Red: Mukafi Niam