Mataram, NU Online
Nama TGH Muhammad Shaleh Hambali Bengkel sangat populer di Nusa Tenggara Barat. Ia pada zamannya, adalah sosok yang sangat kharismatik. Tokoh yang menjadi panutan di NTB, khususnya di Lombok Barat. Ketokohannya diakui oleh masyarakat dan ulama-ulama yang ada di NTB.
Terkhusus dalam membincang Nahdlatul Ulama (NU) di NTB, tokoh yang satu ini haram dilupakan karena sejarah NU di NTB tidak bisa dilepaskan darinya. TGH Muhammad Shaleh Hambali merupakan Rais Syuriyah NU NTB pertama.
TGH Muhammad Shaleh Hambali sendiri lahir pada 7 Ramadlan 1313 H atau bertepatan dengan 21 Februari 1896 M di Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
Pada Jumat (24/11) lalu, NU Online berkesempatan berbincang dengan Cucu TGH Muhammad Shaleh Hambali Bengkel, TGH Halisussabri di Pesantren Darul Qur'an di Lombok Barat, NTB.
Saat NU Online tiba di Pesantren Darul Qur'an, TGH Halisussabri sedang duduk sembari menunggu kehadiran tamu Munas-Konbes karena pesantren yang diasuhnya menjadi lokasi untuk pembahasan Komisi Rekomendasi.
Ketika diminta untuk menceritakan peran TGH Muhammad Shaleh Hambali Bengkel dalam merintis NU, ia pun dengan senang hati menyampaikannya.
Saat itu, kata TGH Halisussabri mengawali cerita, TGH Shaleh Hambali didatangi oleh beberapa kiai dari Jawa seperti seperti KH Idham Chalid, dan KH Saifuddin Zuhri dengan maksud meminta bantuan untuk mengembangkan NU di NTB.
Permintaan dari para kiai Jawa ini pun langsung dijawab oleh TGH Shaleh Hambali dengan mengumpulkan masyarakat dan para muridnya. Saat berkumpul itulah, katanya, seperti Kiai Idham Chalid hadir dan menyampaikan pidato.
Peristiwa seperti itu terus berlanjut sampai ke tingkat kecamatan-kecamatan. Menurutnya, saat para kiai NU Jawa yang menjabat di PBNU pada turun ke daerah-daerah yang ada di NTB untuk sosialisasi tentang NU, pasti melibatkan TGH Chambali.
"Soalnya kalau gak ada beliau (TGH Hambali) gak kumpul masa, gak ada beliau gak ada orang, gak akan kumpul," katanya.
Sebagai tokoh kharismatik, kehadiran TGH Shaleh Hambali selalu diterima oleh masyarakat termasuk ulama yang ada di Lombok. "Sehingga dari Lombok sampai Sumbawa, NU tersebar," jelasnya.
Karena kharismanya itu, dalam sosialisasi tentang NU, TGH Shaleh Hambali hampir tidak mendapatkan tantangan berarti, termasuk tidak ada tantangan dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Tantangannya gak terlalu besar kayaknya karena kharisma Tuan Guru Bengkel Shaleh Hambali itu begitu (tahu) beliau saja, semua udah pada tunduk sama beliau. Semua ulama-ulama di Lombok itu pada tunduk sama beliau... Gak berani orang-orang PKI itu," terangnya. (Husni Sahal/Fathoni)