Nasional CATATAN KONGRES FATAYAT (3)

Sejak Remaja, Dosen UI ini Aktif di NU

NU Online  ·  Sabtu, 26 September 2015 | 10:01 WIB

Surabaya, NU Online
Sebagai aktivis sejak remaja, Iklilah Muzayyanah DF telah terbiasa malang-melintang di atas roda organisasi. Karena kultur kental ke-NU-an keluarganya sangat kental, Iklilah semakin tertarik masuk Fatayat.<>

Ia menuturkan, dirinya aktif di PP Fatayat NU sejak 15 tahun (tiga periode) silam. “Persisnya, pada tahun 2000 saat kepemimpinan periode pertama Hj Maria Ulfah Anshor,” ujarnya kepada NU Online di sela Kongres Fatayat di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Senin (21/9).

Ketertarikannya masuk organisasi berawal sejak di Madrasah Aliyah. “Waktu masuk Aliyah aku juga masuk IPPNU. Nah, Mbak Rina waktu itu jadi pengurus Kombes IPPNU SMA 1 Jember,” kenang Iklilah.

Sebagai salah satu putri seorang muballighah (penceramah), Iik pun didaulat menggawangi urusan dakwah di Fatayat. Dosen di Program S2 Kajian Gender di Pascasarjana Multidisiplin sekaligus sebagai Kepala Pusat Riset Gender PPs UI yang akrab disapa Iik ini mewarisi kemampuan vokal dari sang ibu.

“Waktu itu saya anggota bidang dakwah. Di masa itu juga jadi pengurus di PP HIKMAT, yang merupakan gabungan Fatayat dengan Muslimat sebelum kemudian di-firoq (“cerai”) waktu di Batam oleh Muslimat,” ujar Mahasiswa Program Doktor Departemen Antropologi UI ini sembari tertawa.

Periode kedua di Fatayat, Iik menjabat wakil bendahara PPFNU. Lalu, pada era Hj Ida Fauziyah ia ditunjuk sebagai koordinator advokasi hukum dan politik. Kiprahnya sebagai Dosen Ilmu Politik UI membuat dirinya juga dipercaya sebagai Bendahara LP Ma’arif NU periode 2015-2020.

Tentang pengalaman menggelikan saat berfatayat, Iik aktif yang di PP Fatayat pernah mengalaminya pada 2005. Waktu itu, sang ibu masih duduk sebagai Ketua PCFNU Jember, sementara dirinya di pusat.

“Ibu suka ngeledekin, iki piye ibue dadi bawahane anake. Mungkin hanya ibu seorang pengurus cabang yang berani menjewer pengurus pusat. Sebab, yang di pusat itu anaknya,” ujar Iik disambut tawa riang kakak dan adiknya. (Selanjutnya: Berfatayat Hingga Mancanegara) (Musthofa Asrori/Mukafi Niam)