Nasional

Satgas Covid-19 PBNU: Pemerintah Harus Antisipasi Lonjakan Kasus Aktif setelah Lebaran

Jum, 7 Mei 2021 | 07:30 WIB

Satgas Covid-19 PBNU: Pemerintah Harus Antisipasi Lonjakan Kasus Aktif setelah Lebaran

"Pemerintah harus menyiapkan RS, fasilitas kesehatan, dan tenaga medis yang cukup untuk bisa siap siaga jika ada kenaikan kasus yang sangat signifikan," kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 PBNU, dr Makky Zamzami. (Foto: Satgas NU)

Jakarta, NU Online
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dr Makky Zamzami mengingatkan pemerintah untuk menyiapkan langkah antisipasi terhadap lonjakan kasus pascalebaran Idul Fitri 1442 H mendatang. Ia memprediksi, akan terjadi kenaikan kasus aktif pada libur lebaran tahun ini. 

 

"(Lebaran) ini adalah tahun kedua pandemi, polanya harusnya sudah paham dan sudah bisa dikenali sehingga kita sebetulnya sudah bisa lebih siap. Setelah lebaran prediksi kasus aktif akan naik," tuturnya kepada NU Online melalui sambungan telepon, pada Kamis (6/5) malam. 

 

Pernyataan tersebut sebagai respons atas terjadinya kerumunan di pusat perbelanjaan, Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Karena itu, ia meminta pemerintah agar segera menyiapkan berbagai langkah antisipasi seperti penyediaan rumah sakit, fasilitas kesehatan, dan tenaga medis yang cukup. 

 

"Pemerintah harus mengantisipasi kemungkinan besar terjadinya kenaikan kasus Covid-19. Mulai sekarang pemerintah harus menyiapkan RS, fasilitas kesehatan, dan tenaga medis yang cukup untuk bisa siap siaga jika ada kenaikan kasus yang sangat signifikan. Kita berharap pola yang ini bisa dicegah ke depannya dan bisa dipersiapkan jauh-jauh hari," ujarnya.

 

Makky juga berharap kepada masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan menjelang lebaran Idul Fitri tahun ini. Sebab Covid-19 di Indonesia masih ada dan nyata. Karena itu diperlukan kesadaran bersama untuk sama-sama berikhtiar menghadapi pandemi ini.

 

"Jadi tetap jangan abai dengan protokol kesehatan, karena kita belum sampai ke herd immunity (kekebalan kelompok). Proses vaksinasi juga masih jauh dari kata sempurna," ucap Bendahara Lembaga Kesehatan (LK) PBNU ini. 

 

Hal senada juga disampaikan Presiden RI Joko Widodo beberapa hari lalu. Dikatakan bahwa pandemi Covid-19 masih nyata ada di Indonesia. Karena itu, ia pun meminta masyarakat agar tetap benar-benar waspada, tidak lengah, dan tidak menyepelekan Covid-19.

 

"Memang, kurva kasus Covid-19 di tanah air sudah melandai sejak penerapan PPKM skala mikro dan dimulainya program vaksinasi. Memang, tren kesembuhan terus meningkat. Bahkan saat ini, jumlah kasus aktif berada pada angka 100 ribu orang. Kemudian ada penurunan kasus harian," tutur Jokowi.

 

Namun demikian, ia meminta masyarakat agar tidak dulu berpuas diri, optimisme yang berlebihan, bahkan jangan sampai merasa sudah aman lantaran situasi pandemi negeri ini telah bisa terkendali. 

 

"Belum (aman). Upaya menekan kasus aktif harus terus dilakukan dan sangat bergantung pada kedisiplinan kita semua dalam menjalankan protokol kesehatan. Ya, kita semua, baik yang sudah divaksinasi maupun yang belum, baik yang ada di zona merah, kuning, hijau, harus tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," pungkasnya.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan