Nasional
SAS Institute Berdiri untuk Perkuat Titik Temu Islam dan Budaya
NU Online · Kamis, 2 Agustus 2018 | 14:09 WIB
Jakarta, NU Online
Sejumlah tokoh angkatan muda lintas kelompok yang concern terhadap isu-isu kebangsaan, toleransi, dan pengembangan budaya dialog, yang berbasis pada pemikiran KH Said Aqil Siroj meluncurkan SAS Institute di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Rabu (1/08) malam.
Direktur Eksekutif SAS Institute, Imdadun Rahmat menyampaikan, sesungguhnya SAS Institute sudah berdiri dan beraktivitas sejak tahun 2016 yang diinisiasi oleh tokoh-tokoh angkatan muda karena keprihatinan atas pengkotak-kotakkan agama dan identitas.
"SAS adalah lembaga nirlaba, civil society, yang mengembangkan nilai-nilai kebangsaan, patriotisme, budaya dialog, dan juga pemberdayaan ekonomi," jelas Imdad dalam prakatanya.
SAS Institute lahir dari pemikiran Kiai Said yang konsisten konsisten dalam membangun titik temu berkeislaman dan berkebangsaan. Dan toleransi, lanjut Imdad, adalah pilar penting bagi eksistensi dan kemajuan bangsa.
"Kenapa ada SAS Institute? Karena, kami melihat Indonesia sebagai negara bangsa yang besar. Tentu besar pula permasalahan dan tantangannya. Maka itu, SAS Institute lahir sebagai bagian dari civil society dan dalam rangka nation building," papar Imdad.
SAS Institute, tambah Imdad, fokus pada kajian, penelitian, seminar, pemberdayaan masyarakat, terutama di kalangan anak muda milenial.
Usai prakata oleh Direktur SAS Institute, dilanjutkan dengan pemutaran video singkat pemikiran Kiai Said yang menjadi latar belakang berdirinya SAS Institute.
Setelah pemutaran video, para tokoh yang hadir menyampaikan sumbang saran atas kiprah dan pemikiran Kiai Said, di antaranya Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Pada kesempatan itu, hadir pula Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PPP Romahurmuzy, sejumlah anggota DPR, tokoh agama, rohaniawan, serta jajaran pejabat PBNU. (Wahyu Noerhadi/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
2
Buka Workshop Jurnalistik Filantropi, Savic Ali Ajak Jurnalis Muda Teladani KH Mahfudz Siddiq
3
Lembaga Falakiyah PBNU Rilis Data Rukyatul Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H
4
Khutbah Jumat: Relasi Atasan dan Bawahan di Dunia Kerja menurut Islam
5
Khutbah Jumat: Menanamkan Nilai Antikorupsi kepada Anak Sejak Dini
6
Ojol Minta DPR RI Tekan Menhub Revisi Dua Aturan soal Transportasi Online
Terkini
Lihat Semua
