Nasional

Santri Sekolah Kaligrafi Denanyar Raih Juara Satu Kaligrafi di Malaysia

Ahad, 10 November 2019 | 10:00 WIB

Santri Sekolah Kaligrafi Denanyar Raih Juara Satu Kaligrafi di Malaysia

Lomba kaligrafi tingkat ASEAN di Malaysia (Foto: NU Online/Syarif)

Jombang, NU Online
Santri Sekolah Kaligrafi Al-Qur'an (Sakal) Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan meraih juara satu dalam kejuaraan kaligrafi Islam Nusantara ke-4 pada tahun 2019 di Sabah Malaysia.
 
Santri berprestasi tersebut atas nama Nafang Permadi Mulyani. Selain Nafang, Sakal juga mengirim santri lain bernama Mahfudzi Rosyid. Keduanya ikut kategori khat Diwani Jali. Namun keduanya mendapatkan hasil yang berbeda, Nafang di posisi satu dan Mahfudz di urutan ke lima.
 
"Lomba kaligrafi level ASEAN kali ini terbagi dalam 3 kategori. Di antaranya jenis Khat Diwani Jali, Khat Naskhi Tsulust, dan Khat Tsulus Adi Jaly," jelas Pembimbing Sakal, Mahfudz, Ahad (10/11).
 
Dikatakan, setiap peserta diharuskan mengirim karya ke panitia. Selanjutnya, para peserta yang masuk pada urutan lima besar di undang untuk menghadiri penganugerahan hadiah pemenang pada tanggal 6-10 November 2019 di Malaysia.
 
Selama lima hari di Malaysia, selain pemberian hadiah dan pengumuman peringkat, terdapat pula kegiatan seperti workshop, bincang-bincang santai bersama para finalis dan para pembelajar khat yang ada di Malaysia.
 
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini para peserta dari berbagai negara ini dapat bertukar gagasan, informasi, pengalaman, dan wawasan seputar dunia kaligrafi. Di samping itu pula agar terjalin hubungan kekerabatan yang kuat antar pegiat khat nusantara lintas negara.
 
Selama proses persiapan lomba, keduanya dibimbing oleh Ustaz Atho'ilah pendiri Sakal. "Ini hadiah buat semua penduduk Indonesia, hadiah hari pahlawan," tambah santri yang juga belajar di Institut Agama Islam Bani Fattah.
 
Baginya, hasil yang diperoleh saat ini tidak lain merupakan anugerah dari Allah SWT dan sekadar sedikit efek samping dari usaha dzohiriyah yang lakukan, baik tamrin (latihan), diskusi, meneliti, dan menahan rasa sakit yang dirasakan selama berproses.
 
"Yakinlah di dalam belajar khat itu ada pepatah yang berbunyi As-Shobru fil Bidaayah Wan-Najaakhu Fin Nihaayah yang artinya sabar pada permulaan dan sukses pada akhirnya," pesan Mahfudz.
 
Santri yang belajar kaligrafi di Sakal disarankan untuk terlibat pada setiap kali ada event perlombaan. Bagi Sakal, penting untuk menggerakkan santrinya turut berpartisipasi. Hal ini bukan untuk mencari kejuaraan, melainkan salah satu wahana belajar dan uji kelayakan.
 
"Dari perlombaan itu juga kita dapat meningkatkan mutu tulisan maupun wawasan," tutupnya.
 
Kontributor: Syarif
Editor: Abdul Muiz