Santri Harus Pintar dan Cerdas di Era Media Sosial
NU Online Ā· Sabtu, 10 Oktober 2020 | 19:00 WIB

Pengasuh Pesantren Asrama Pelajar Islam (API) Tegalrejo KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf). (Foto: NU Online/istimewa)
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengasuh Pesantren Asrama Pelajar Islam (API) Tegalrejo KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) mengatakan bahwa di era modern saat ini dibutuhkan para santri yang pintar dan cerdas. Pintar dalam menguasai ilmu agama dan cerdas dalam memahami kondisi zaman, beradaptasi dengan perubahan dan menghadapi persoalan dengan cara-cara kekinian.
Di era dua dunia, yakni dunia nyata dan dunia maya, Gus Yusuf mengajak segenap elemen pesantren untuk memperkaya konten-konten publikasi yang memang sudah banyak dimiliki. Hanya menurutnya perlu dikemas dengan baik dan menarik saat disuguhkan di media sehingga bisa lebih mengena.
āKonten-konten pesantren ini sangat banyak. Kedalaman keilmuannya juga luar biasa. Hanya perlu sedikit kemasan,ā ungkapnya saat berbicara pada Muktamar Pemikiran Santri Nusantara tahun 2020 yang dilaksanakan secara daring, Jumat (9/10).
Ia memberi contoh sosok yang fenomenal saat ini yakni KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha) yang memiliki karakteristik model penyampaian ala pesantren namun penerimaan masyarakat yang luar biasa.
āSaya senang karena sekarang muncul kesadaran dari para kiai, ibu nyai, dan santri pondok pesantren untuk mempublikasikan keilmuan pesantren. Sekarang ini pengajian-pengajian dari pesantren sudah mulai banyak mewarnai media-media online,ā ungkapnya.
Gus Yusuf menambahkan bahwa media digital hari ini telah berhasil menumbuhkan semangat elemen pesantren untuk tampil memperkaya konten-konten media sosial dengan khazanah keilmuan. Kondisi ini patut disyukuri karena pada awalnya banyak orang yang masih berdebat tentang hukum dari media dan internet karena banyak hal-hal negatif di dalamnya.
āTapi sekarang, media bisa menjadi berkah untuk kita semua, menjadi sarana berdakwah,ā kata Gus Yusuf pada acara yang mengusung tema besar āSantri Sehat Indonesia Kuatā ini.
Eksistensi para santri di dunia maya pun lanjut Gus Yusuf, memiliki nilai lebih dari yang lainnya. Karena di samping memahami konten dan mampu beradaptasi, para santri pun tetap dekat dan mengenal Tuhannya. āAlal āaaqili an-yakuuna āaliman li zamaanihi, muqbilan li syaānihi, āarifan lirabbihi,ā kata Gus Yusuf mengutip sebuah ungkapan.
āSyiar itu tidak hanya menyampaikan, tetapi juga ada riyadlah, ada mujahadah, dan ada barakah,ā tandasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
4
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
5
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
6
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
Terkini
Lihat Semua