Nasional

Santri Hafal Ilmu Waris, Tapi Jangan Sampai Tak Ada yang Diwariskan

NU Online  ·  Kamis, 27 April 2017 | 16:01 WIB

Jakarta, NU Online
Direktur Pendidikan Agama Islam Kemenag RI Imam Safe’i menjelaskan, di antara kesenjangan yang terjadi di pesantren adalah banyaknya santri yang hafal ilmu pembagian warisan (faroid) tetapi mereka sendiri tidak memiliki sesuatu untuk diwariskan.

“Kesenjangan di pesantren adalah banyak santri yang hafal faroid tapi tidak ada yang diwariskan,” kata Syafi’i disambut derai tawa peserta Seminar dan Rapat Kerja bertemakan Peran Pesantren Untuk Penguatan Ekonomi Umat. Acara tersebut diselenggarakan Asosiasi Pesantren Nahdlatul (RMI NU) di Jakarta, Kamis (27/4). 

Maka dari itu, ia menilai tema yang diangkat ini sangat lah tepat mengingat ekonomi umat yang masih lemah. “Kenapa pesantren menyinggung pengembangan dan penguatan ekonomi. Pengembangan ekonomi umat ini yang lemah. Makanya kita genjar di sini,” jelasya.

Safe’i menjelaskan, salah satu cara untuk mengembangkan dan menguatkan umat adalah dengan cara memberikan beasiswa bagi santri yang berprestasi. Ia mengatakan, santri-santri tersebut dikirim dan disekolahkan di universitas-universitas ternama dan terbaik seperti ITS, UI, UGM, Unair, Undip, Brawijaya, IPB, ITB, dan lainnya.

“Semua pejabat-pejabat kita adalah dari kampus-kampus yang hebat itu. Kalau santri-santri kita tidak kita masukkan di kampus-kampus itu. Maka kita akan ketinggalan dan mereka akan banyak menumpuk di kemenag,” urainya.

Ia juga mengatakan, pihaknya juga mengembangkan dan membangun pesantren-pesantren di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga.

Adapun yang menjadi narasumber dalam acara seminar tersebut adalah Noor Marzuki (Sekjen ATR/BPN), Imam Safe’i (Mewakili Menteri Agama), Erani Ahmad Yustika (Dirjen PPMD Kementerian Desa PDTT), dan Asmawi Syam (Staf Khusus Menteri BUMN).

Turut hadir dalam acara tersebut Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, segenap pengurus PP RMI NU, dan beberapa pengurus wilayah RMI. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)