Nasional

Rekam, Upload Dakwah Aswaja lewat Youtube dan Media Sosial!

Sen, 23 Desember 2013 | 14:00 WIB

Jombang, NU Online
Tayangan televisi, fasilitas internet, media cetak dan elektronik yang demikian mudah diakses masyarakat menjadi ancaman disamping peluang bagi dakwah mutakhir. Perlu ada modifikasi dan kecanggihan dalam mengemas materi keagamaan sehingga tetap diminati masyarakat.
<>
Setidaknya inilah sejumlah pesan yang disampaikan Muhammad Dawud SSos pada kegiaan halaqah pondok pesantren merespon gerakan Islam transnasional yang diselenggarakan Yayasan Khoiriyah Hasyim Seblak Jombang Jawa Timur bekerjasama dengan Bakesbang (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Propinsi Jawa Timur), Sabtu (21/12).

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur ini  menandaskan, dengan kecanggihan dan kemudahan akses sejumlah media yang ada, justru menjadi tantangan baru bagi para pegiat agama untuk menampilkan tayangan keagamaan yang digemari masyarakat.

“Dakwah sekarang tidak lagi mencukupkan dengan orasi pada pengajian umum atau berdiri di atas mimbar,” terangnya. Bahkan sejumlah tayangan sinetron, iklan, hiburan, bahkan layanan masyarakat sekalipun bisa dijadikan media untuk menyampaikan kebaikan sebagaimana dianjurkan agama.

Pada kegiatan yang dihadiri ratusan peserta dari unsur mahasiswa, ormas pemuda, keagamaan serta sejumlah sekolah dan pesantren ini Muhammad Dawud juga mengajak untuk tidak bosan-bosan mengirimkan rekaman ceramah. 

Pengajian maupun pidato para kiai dan ulama, kata dia, sejatinya tidak hanya dikonsumsi oleh jamaah di lingkungan sekitar. “Rekam dan upload kegiatan itu lewat Youtube dan media sosial yang lain agar bisa dinikmati kalangan masyarakat di belahan dunia manapun,” ungkapnya.

Apalagi sejumlah piranti bagi kemudahan merekam kegiatan itu sudah bisa dengan mudah didapatkan. “Manfaatkan handphone anda untuk mereka ceramah dan pengajian itu dan sebarkan di internet,” lanjutnya.

Sebagai orang yang lama berkecimpung di radio, Muhammad Dawud sangat merasakan tingginya kebutuhan akan materi ceramah keagamaan itu bagi sejumlah media. “Kalau mereka kehabisan materi keagamaan pasti akan mencarinya di internet,” ungkapnya. 

Sehingga, tambah dia, jangan salahkan praktisi media kalau isi ceramah yang didapat ternyata menyebarkan kekerasan dan kebencian kepada kelompok lain karena yang tersedia di internet adalah ceramah seperti itu.

Dengan zaman yang sudah berubah, maka tidak ada pilihan lain bagi sejumlah pesantren dan lembaga pendidikan Islam untuk mempersiapkan sajian materi kegamaan dengan lebih baik. “Dengan kedalaman ilmu yang diperoleh selama di madrasah maupun pesantren, maka para siswa dan santri harusnya bisa memberikan sajian konten agama yang menghibur,” tandas Sekretaris Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur ini.

Dan pada kesempatan ini, Muhammad Dawud juga mengajak para kiai, guru dan generasi muda untuk mengisi kesempatan berkarier di dunia hiburan. “Setelah para santri dan siswa dibekali akidah yang kuat, biarkan mereka aktif dan berkarier di bisnis media, termasuk televisi dan media lainnya,” ungkapnya. “Kalau para pegiat media adalah santri, maka materi acara yang muncul akan sarat dengan pesan keagamaan dan moral,” katanya. (Syaifullah/Abdullah Alawi)