Nasional

Ranting NU di Blitar Mampu Bangun Kantor Sendiri

Sabtu, 5 September 2020 | 00:00 WIB

Ranting NU di Blitar Mampu Bangun Kantor Sendiri

Dengan banyaknya kegiatan dan potensi yang dimiliki, PRNU Bakung, Udanawu, Blitar segera membangun kantor. (Foto: NU Online/Imam Kusnin A)

Blitar, NU Online

Nahdlatul Ulama di Kabupaten Blitar, Jawa Timur selalu menjadi percontohan. Pada ajang PWNU Jatim Award, dua tahun berturut-turut bisa menjadi juara umum. Raihan tersebut tidak bisa dipisahkan dari semangat kepengurusan di tingkat bawah, termasuk Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama atau PRNU yang ada di desa.

 

PRNU Desa Bakung, Udanawu, Kabupaten Blitar bahkan berencana membangun kantor sekretariat bersama badan otonom yang ada. Bila tidak ada perubahan, lokasinya di jalan raya desa setempat. Lokasi tanah sudah tersedia dan sangat strategis karena berdekatan dengan semua fasilatas desa. Mulai masjid, pendidikan dan pesantren. 

 

Di lokasi itu rencananya dibangun, selain sekretariat juga kantor yayasan panti asuhan yatim piatu dan madrasah. “Rencana ini sudah mulai disosialisasikan ke anggota NU dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama atau MWCNU,’’ kata Mohammad Saeroji, Jumat (4/9).

 

Ketua PRNU Desa Bakung tersebut menjelaskan bahwa selama ini meski belum memiliki sekretariat sendiri, NU dan badan otonomnya sudah bisa beraktivitas. Dengan menumpang di MWCNU dan Muslimat NU Udanawu. Dan ternyata ada warga NU yang mewakafkan tanah untuk dipergunakan bagi kemaslahatan jamiyah dan jamaah. Maka pengurus berinisiatif membangun sekretariat sendiri.

 

“Sesuai keputusan rapat pengurus, semua setuju rencana ini dilaksanakan,’’ ungkap Saeroji yang juga alumnus Pesantren Mambaul Hikam, Mantenan, Udanawu itu.

 

Menurut Saeroji yang diperkuat Rais PRNU Bakung, Kiai Imam Makrus, bahwa di lokasi itu juga akan dibangun, kantor yayasan yatim piatu.

 

“NU Bakung punya lembaga sosial yang berkiprah dalam menyantuni yatim bernama Yayasan Budi Luhuhur Sejati. Ini yayasan resmi dan sudah berbadan hukum resmi dan terdaftar di notaris,’’ ungkap Saeroji yang juga dibenarkan Ketua Yayasan Budi Luhur Sejati, Juremi.

 

Ia jelaskan, jumlah warga NU beserta badan otonom di Bakung hampir 4000 orang lebih. Padahal jumlah penduduk desa setempat hampir  4.275 orang.

 

"Jadi bisa dikatakan hampir 100 persen penduduk Bakung yang Muslim adalah anggota NU. Untuk itu kami tergerak untuk mempertahankannya dengan cara memperbanyak aktivitas ke NU-an. Untuk menunjang itu sangat diperlukan sekretariat yang representatf,’’ kata Saeraoji.

 

Dia memperkirakan pada 2021, pembangunan gedung sudah akan dimulai dan diharapkan sukses.

 

Sekadar diketahui, di desa ini telah berdiri empat PAUD, tiga TK yang semua milik NU, MI Wahid Hasyim, MTs Ma’arif, Aliyah Ma’arif dengan akriditasi A plus. Tahun ini rencananya juga akan  berdiri Universitas Nahdlatul Ulama yang merupakan pengembangan dari UNU Kabupaten Blitar. Belum lagi ada empat Taman Pendidikan al-Qur’an, tiga madrasah diniyah, juga empat pesantren.

 

"Jumlah masjid ada tujuh, mushala lebih dari delapan puluh buah. Tempat-tempat itu selama ini kami jadikan acara kegiatan NU secara bergiliran. Alhamdulillah berjalan dengan baik,’’ tegas Imam Makrus.

 

Disinggung berapa dana  yang dibutuhkan untuk membangun gedung tersebut, dikatakan sekitar satu miliar lebih. “Insyaallah dana yang dibutuhkan sekitar 1 milair lebih. Dana akan digali dari para donatur dan dari pihak-pihak lain, khususnya warga NU sendiri,’’ ungkap Saeraji.

 

Memang tidak berlebihan kalau NU Bakung ingin memiliki sekretariat sendiri. Karena memang desa itu bisa dikatakan desa NU atau Mekahnya Kecamatan Udanawu. 

"Di Kabupaten Blitar ada 22 kecamatan. Basis hijau atau NU ya di Udanawu. Udanawu basis NU-nya di Desa Bakung. Maka biasa orang Islam Blitar bilang Mekahnya Blitar ya, Desa Bakung,’’ ungkap KH Syaikuddin Rohman Wakil Ketua PCNU Kabupaten Blitar.

 

Miliki Banyak Kelebihan

Banyak prestasi yang diraih masyarakat dan warga NU desa ini. Karena baik lembaga pendidikan dan aktifivas NU sangat luar biasa.

 

“Khususnya Kecamatan Undanawu dan umumnya Kabupaten Blitar. Hubungan ulama dan umara sangat serasi. Begitu pula di Desa Bakung, sehingga semua kegiatan bisa seiring sejalan,’’ kata Kiai Syaikuddin.

 

Misal sekolah paling dasar yakni PUD Al-Hidayah. Pendidikan yang dikelola oleh Muslimat NU ini memiliki siswa lebih dari 50 anak se-desa. Juga sekolah TK Al Hidayahnya. Ada 3 TK yang ditangani Muslimat NU, dan semua murudnya tidak kurang dari 75 anak. Begitu juga Madrasah Wachid Hasyim.

Saat ini sejumlah sekolah dasar bingung mencari siswa, jutsru MI Wahid Hasyim kebanjiran peminat. MTs Ma’arif juga begitu, hingga saat ini memiliki lebih dari 900 siswa lebih.

 

“Kalau aliyahnya menjadi aliyah swasta terfavorit se Kabupaten Blitar bahkan se-Karesidenan Kediri karena memiliki lebih dari 1800 siswa,” ungkap Syaikuddin.

 

Belum prestasi di bidang lain, lanjut Syaikuddin. Contoh bidang olahraga.  Pencak silat, tinju, wushu, kayboxer dan marching Band. “Khusus marching band dan drum band yang bernama Masama Al-Star dan Gita Masama ini sering menjuarai tingkat nasional,” ungkapnya.

 

Misalnya kejurnas dan Pekan Olahraga Nasional. Pernah juga mengikuti kejuaraan marching band sampai ke Malaysia. “Bahkan grup Masama menjadi langganan undangan acara PBNU seperti global peace di Gelora Bung Karno dan Harlah NU,’’ kata Amik Badrut Niam, sekretaris PRNU Bakung.

 

Desa ini juga melahirkan juara MTQ tingkat nasional dan internasional. Adalah Ustadz Mohammad Bastomi dan Mohammad Abdul Rohman yakni kakak beradik pernah menjuarai MTQ tingkat nasional.

 

Kontributor: Imam Kusnin Ahmad

Editor: Ibnu Nawawi