Jakarta, NU Online
Ketua PBNU, H Sulton Fathoni menyambut baik program Difabel Berdaya yang diluncurkan oleh NU Care-LAZISNU. Dirinya menyebut bahwa Ramadhan merupakan bulannya bagi Muslim untuk belanja sosial.
"Melakukan hal-hal baik yang berdampak pada keshalehan sosial, salah satunya dengan memberdayakan para difabel," ujarnya di Masjid Annahdlah, Gedung PBNU, Kamis (24/5) sore.
.
Belanja sosial yang dimaksud adalah membeli produk batik karya para difabel yang tergabung dalam komunitas Difabel Blora Mustika (DBM). Pemasaran batik tersebut menjadi salah satu cara dalam pemberdayaan kepada para difabel yang digagas NU Care-LAZISNU.
Ia berharap belanja sosial tersebut mendapat sambutan dari masyarakat luas.
Sementara itu, Direktur Filantropi Indonesia, Hamid Abidin, menyoroti bulan Ramadhan sebagai bulan filantropi. Ia menyebut data tahun 2017, penghimpunan dana zakat, infak, sedekah (ZIS) yang dikelola Baznas dari masyarakat khusus bulan Ramadhan mencapai dua triliun.Â
Hamid menyampaikan beberapa catatan terkait program yang dicanangkan NU Care-LAZISNU di bawah tagline Berbagi dan Menginspirasi. "Terobosan menarik dan baru yang patut diapresiasi. Program ini (Difabel Berdaya) mengombinasikan pemberdayaan ekonomi dengan kesenian batik. Ada tiga sasaran yang dituju yaitu difabel, ekonomi, dan seni budaya," papar Hamid.
Menurut Hamid, peran NU Care-LAZISNU di dunia filantropi sebagai perantara antara komunitas difabel dengan para donatur. Hal itu masih menjadi problem dan minim digarap oleh lembaga sosial yang lain. "Peran NU Care-LAZISNU di filantropi sebagai intermediary, perantara. Hal ini penting dilakukan untuk kegiatan filantropi di Indonesia. Mudah-mudahan bisa lebih luas jangkauannya," pungkas Hamid. (Wahyu Noerhadi/Kendi Setiawan)