Rais 'Aam PBNU Minta Masyarakat Jaga Akhlak, Hormati Pemimpin Bangsa
NU Online · Kamis, 17 Oktober 2019 | 16:55 WIB

Para kiai saat menghadiri saat menghadiri Istigotsah Kubro bertajuk Mengetuk Langit Menebar Damai yang digelar Master C19 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. (Foto: NU Online/Rahman)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Masyarakat Indonesia harus mampu melahirkan sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika belum mampu berkontribusi secara nyata, setidaknya masyarakat tidak ikut terlibat dalam menebarkan kebencian yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Apalagi, dalam beberapa hari kedepan, Indonesia akan memiliki pemimpin baru sebagai hasil dari Pemilu 2019. Pemerintahan lima tahun kedepan harus mampu meningkatkan persaudaraan masyarakat. Jangan sampai sesama anak bangsa justru terlibat selisih paham yang berlebihan.
Rais ‘Aam PBNU KH Miftahul Akhyar mengatakan, momen politik sudah selesai. Pemimpin yang sesaat lagi akan dilantik sudah dipilih secara demokratis oleh masyarakat sebagai pemimpin bangsa lima tahun kedepan. Sudah selayaknya masyarakat menghormati para pemimpin bangsa dengan tidak membuat kegaduhan yang berpotensi memecah belah persatuan.
"Presiden dan wakil presiden sudah terpilih. Ketua DPR, MPR, juga sudah terpilih. Kita sebagai umat sudah seharusnya menghormati dan mentaati para pemimpin," katanya saat memberikan mauidzah hasanah di sela-sela Istighotsah Kubro bertajuk Mengetuk Langit Menebar Damai yang digelar Master C19 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (17/10) malam.
Ia berharap ada komitmen yang kuat masyarakat Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan dengan tidak bertindak yang melanggar hukum. Baginya, Indonesia adalah rumah yang harus dijaga bersama.
Sementara itu, Ketua Dewan Pakar Master C19, Juri Ardiantoro mengaku bersyukur dapat menyelenggarakan istighotsah karena dengan kegiatan itu masyarakat bisa saling bertemu dan mendoakan yang terbaik untuk bangsa Indonesia.
"Semoga istighotsah ini bisa menjadi penyejuk kita semua dan bangsa Indonesia pada umumnya," ujarnya menambahkan.
Pantauan NU Online, puluhan kiai dan ribuan santri serta jamaah majlis taklim dari sejumlah daerah hadir pada Istighotsah tersebut. Para kiai dan santri mendoakan agar masyarakat ikut serta menebarkan kedamain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebelum istighotsah dimulai, tim hadrah melantunkan salawat nabi. Ribuan jamaah pun terbuai dan mengikuti lantunan shalawat nabi yang dibawakan tim hadrah dari Kudus, Jawa Tengah itu.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua