Rais Aam PBNU Jelaskan Sebab Indonesia Jadi Gaduh
NU Online · Selasa, 28 Maret 2017 | 03:02 WIB
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin mengatakan bahwa masalah agama dan negara itu sudah selesai secara politis setelah negara ini menetapkan empat pilar, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45.
“Gaduh lagi itu setelah adanya kelompok-kelompok radikal. Apa itu radikalisme agama ataupun radikalisme sekuler,” kata Kiai Ma’ruf saat menjadi pembicara kunci pada Refleksi Kebangsaan 71 tahun Muslimat NU di Hotel Crown Plaza, Jakarta Pusat, Senin (27/3).
Ia mengatakan, radikalisme agama terutama dari kalangan Islam, itu karena masuknya pengaruh global dan pengaruh internal-internal yang telah mereduksi makna jihad.
Menurutnya, jihad itu bukan hanya dimaknai perang, tetapi juga bisa dimaknai perbaikan. Jihad bermakna perang, qital, itu kalau dalam suasana perang, tapi jihad juga bisa bermakna ishlah, perdamaian, perbaikan, kalau dalam situasi damai.
“Di sini (Indonesia) jihad dalam arti bukan qitalan (perang), tapi ishlahan, perbaikan dalam semua hal,” jelas Kiai yang juga diamanahi Ketua Umum MUI.
Penyimpangan tersebut, menurutnya, tidak hanya pada pemaknaan jihad, tetapi juga karena menerapkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang perang ke dalam suasana damai.
“Ini saya kira distorsi pemaknaan jihad atau (distorsi) pemahaman agama,” kata Kiai Ma’ruf.
Acara Refleksi Kebangsaan yang bertemakan Pancasila, Agama, dan Negara ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu KH Solahudin Wahid, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Yudi Latif. (Husni Sahal/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua