Nasional

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis

NU Online  ·  Sabtu, 6 Mei 2017 | 13:15 WIB

Cirebon, NU Online
Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin kembali menegaskan tanggung jawab ulama dalam himayatu daulah atau menjaga NKRI dari rongrongan kelompok radikal.

"Ulama bertanggung jawab menjaga umat dan melayani umat. Ulama juga bertanggung jawab dalam menjaga negeri ini. Karena ulama juga turut berperan dalam mendirikan NKRI, maka wajib hukumnya ulama menjaga keutuhan NKRI," kata Kiai Ma'ruf dalam Halaqah Alim Ulama dan Kiai Pesantrem se Wilayah III Cirebon, Sabtu (6/5/2017) di Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon.

Ia juga mengungkapkan, saat ini, ada kelompok yang ingin memperjuangkan Islam, tanpa memperhatikan realitas kebangsaan dan memaksakan kehendak. Ada juga kelompok yang melakukan delegitimasi agama.

"Dua kubu ini sekarang menguat. NU yang cara berpikirnya moderat, harus bisa melunakkan, mengendalikan dua kubu ini. Kita harus mencegah gejala-gejala yang bisa menimbulkan konflik ini," tandasnya.

Ia mengimbau agar para kiai lebih peka dalam mendidik umat dan memperjuangkan kemaslahatan umat Islam, ulama harus memperhatikan konstitusi, kebinekaan, dan toleransi. "Kita bukan tidak  berjuang untuk Islam, kita berjuang dengan cara konstitusional dan demokratis," imbuhnya.

Pelayanan terhadap umat, kata Kiai Ma'ruf, juga dilakukan dalam bentuk menjaga kerukunan umat. "Berikutnya kita perlu melakukan islahul umat dan khidmatul umat (perbaikan dan pengahbdian kepada umat). Kita melakukann perbaikan-perbaikan. Sekarang ini adalah momentum yang sangat baik. Baru-baru ini kita mengadakan kongres ekonomi umat. Kita gerakkan ekonomi umat. Mendorong umat untuk mandiri. Bila perlu berkonstribusi kepada bangsa," paparnya.

Hal senada diungkap Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar. Khidmah kiai NU terhadap umat, menurutnya, telah dilakukan dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

"Dalam kondisi situasi bangsa yang sedang mengalami pancaroba ini, kita perlu mengingat kembali manqobah dan uswah atau teladan yang diajarkan para ulama lampau. Saat ini kita harus mulai mengoreksi diri menjelang satu abad NU ini, apa yang  bisa kita sumbangkan untuk NU dan bangsa ini," ungkapnya.

Halaqah yang dihadiri ratusan ulama se Wilayah III Cirebon itu juga menghasilkan sejumlah usulan strategis untuk memaksimalkan sinergi gerakan Jam'iyah Nahdlatul Ulama. (Malik Mughni/Mahbib)