Jakarta, NU Online
Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin mengatakan, penyelenggaraan pengajian kitab Adabul 'Alim Wal Mutaallim yang dikarang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari ini sangat penting.
"Penting sekali, apalagi kitab itu kitab yang dikarang Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari," katanya pada Teleconference Ngaji Kitab Adabul 'Alim Wal Mutaallim yang diselenggarakan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (7/1).
Menurutnya, melalui ngaji kitab yang disusun pendiri NU ini, Nahdliyin bisa menggali cara berpikir, bertindak, berharakah, dan bermuamalah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kiai Ma'ruf mengaku lebih senang lagi karena yang membaca kitab ini Habib Umar bin Hafidz dari Hadramaut.
"Seorang ulama yang luar biasa, yaitu Habib Umar bin Hafidz dari hadramaut," kata kiai berumur 74 tahun ini.
Menurut kiai yang dianugerahi gelar Guru Besar bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini, pengajian yang diselenggarakan untuk ketiga kali ini menjadi lebih menarik karena terjadi kolaborasi antara pengarang dan pembaca kitab.
"Jadi, ini kombinasi yang luar biasa. Karena itu, menurut saya, ini penting," katanya kembali menegaskan.
Kiai yang juga Ketua MUI pusat ini tak mempermasalahkan pengajian yang dilakukan melalui teknologi selama hal tersebut untuk kebaikan, termasuk untuk mencari ilmu.
"Kita memanfaatkan teknologi untuk kepentingan mendalami ilmu," jelas kiai kelahiran Tangerang, Banten ini.
Sebelum menutup sambutannya, ia berharap supaya pengajian ini terus diselenggarakan.
Hadir pada kegiatan yang diselenggarakan sebulan sekali ini Wakil Rais 'Aam KH Miftahul Akhyar, Katib Syuriyah KH Mujib Qulyubi, KH Nurul Yaqin Ishak, dan Wakil Sekjen Suwadi D. Pranoto. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)