Nasional R20 ISORA

R20 ISORA Suarakan Perdamaian dan Koeksistensi Melalui Inisiatif Berkelanjutan

Kam, 23 November 2023 | 18:30 WIB

R20 ISORA Suarakan Perdamaian dan Koeksistensi Melalui Inisiatif Berkelanjutan

Logo R20 ISORA. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online 

Ketua Pelaksana R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) Ahmad Ginanjar Sya’ban menegaskan bahwa konferensi ini bukan hanya sebagai kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari gerakan dan gagasan berkelanjutan untuk menanamkan kesadaran perdamaian dan koeksistensi di kalangan umat manusia. 


"Tujuannya adalah agar terciptanya perdamaian dan koeksistensi damai manusia di masa depan. Output-nya lebih ke investasi semacam ini," ungkap Ginanjar kepada NU Online, Kamis (23/11/2023).


Hal itu mencerminkan tekad untuk menjadikan konferensi R20 ISORA sebagai suara yang terus bergaung di tingkat internasional. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa konferensi ini akan menelurkan hasil yang dapat dijadikan pedoman. Secara global, konferensi ini diharapkan menjadi inspirasi dan diimplementasikan oleh para tokoh agama-agama dunia.


"Inisiatif dari PBNU ini menjadi pesan yang diemban oleh para pemuka dan pengemban institusi keagamaan besar internasional untuk kemudian diimplementasikan dalam kebijakan, pemikiran, dan proyek-proyek mereka, baik di dalam komunitasnya maupun sebagai pesan kepada pemimpin dunia," jelasnya.


“Hal seperti ini menjadi pesan penting yang sudah disepakati oleh para pemimpin besar agama dunia dan hal ini ya kemudian digandengkan dengan kebijakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kebijakan pimpinan politik di Amerika, Eropa, Jepang, ASEAN, dan sebagainya,” imbuhnya.


Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU itu juga menekankan bahwa pesan perdamaian dan koeksistensi yang diusung oleh PBNU menjadi penting dalam hubungan global, terutama ketika dikaitkan dengan kebijakan PBB dan pimpinan politik di berbagai belahan dunia.


“Konflik di Timur Tengah dibahas dan terutama bagaimana jalan penyelesaiannya yang benar-benar win-win solution melalui institusi resmi yang menjadi payung bersama masyarakat internasional dalam hal ini adalah PBB,” papar dia. 


“Jadi, bagaimana mendorong PBB untuk menciptakan solusi atas konflik yang terjadi di Timur Tengah dan belahan wilayah lainnya dengan adil dan juga menjamin masa depan kemanusiaan ini kalau ternyata umat manusia ini masih bisa hidup secara damai berdampingan, harmoni. Makanya Sekjen PBB diminta buat berbicara di sini,” pungkasnya.


Sebagai informasi, R20 ISORA mengangkat tema Peran Agama dalam Mengatasi Kekerasan di Timur Tengah dan Ancaman terhadap Tatanan Internasional Berbasis Aturan yang dilangsungkan di Jakarta, pada Senin (27/11/2023) pekan depan.


Gagasan pelaksanaan ISORA dilatarbelakangi dengan peristiwa di Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu. Para pemimpin agama yang tergabung dalam jaringan R20 bersepakat untuk mengadakan sebuah agenda untuk mendorong solusi nyata agar konflik yang terjadi di Gaza dapat diselesaikan dalam waktu sesegera mungkin.


Dalam forum tersebut, para pemimpin agama nantinya akan mempresentasikan tanggapan mereka terkait solusi yang bisa diberikan melalui jalur agama atas permasalahan kemanusiaan yang terjadi di berbagai negara, terutama di Palestina.


Kegiatan ini akan diikuti 150 partisipan dengan 30 di antaranya dari luar negeri.  ISORA bakal menghadirkan empat narasumber kunci, yakni (1) Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, (2) Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad al-Thayyeb, (3) Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL) Syekh Mohammed bin Abdul Karim al-Issa, dan (4) Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gueterres (dalam konfirmasi).