Nasional

"Dangdut Koplo” Memprihatinkan

NU Online  ·  Ahad, 24 Februari 2013 | 03:07 WIB

Surabaya, NU Online
Peredaran musik dangdut yang berjenis koplo sudah cukup mengkhawatirkan. Musik jenis ini biasa disertai penampilan artis yang tidak senonoh. Sementara VCD atau DVD-nya beredar bebas di tengah masyarakat.<>

Tidak hahya tampilan para artisnya, syair lagunya juga seringkali sangat tidak mendidik. 

Sekretaris Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, Muhammad Dawud, pada acara Evaluasi Dengar Pendapat (EDP) di Surabaya, Sabtu (23/2) mengungkapkan, tidak sedikit anak di bawah umur yang justru menikmati musik jenis ini.

“Hal itu tidak lain lantaran berbagai kalangan membiarkan peredaran jenis musik ini,” kata komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur ini.

Pihaknya tidak habis pikir dengan kecerobohan bahkan kesengajaan para orang tua yang membiarkan anak-anak untuk menikmati jenis musik tersebut khususnya ketika berada di rumah. 

“Praktis, para orang dewasa justru menfasilitasi anak-anak untuk menonton bahkan tidak jarang yang menemani buah hatinya menyanyi lagu-lagu yang tidak pantas tersebut,” tukasnya.

Hal ini juga diperparah bebasnya lagu-lagu tersebut ditampilkan di tempat umum. “Baik saat konser terbuka maupun saat hajatan tertentu,” sergahnya. 

Masyarakat terlebih lagi para orang tua untuk turut memiliki tanggungjawab bagi akhlak calon pemimpin bangsa. “Kita tidak bisa membayangkan kalau kondisi ini terus terjadi dan tidak ada langkah-langkah preventif, maka mentalitas generasi muda akan semakin ambruk,” katanya.

Karena itu pada acara EDP tersebut, Dawud berharap sejumlah radio swasta komersial maupun radio komunitas, serta televise untuk bisa melakukan seleksi yang ketat terhadap lagu yang akan ditayangkan. 

“Karena semua tayangan itu baik melalui radio serta televisi akan memberikan pengaruh kepada pemirsa dan pendengar,” terangnya. 

Namun demikian, Dawud juga berharap para pegiat seni untuk juga bekerjasama dalam memunculkan karya musik yang menghibur namun dengan tidak melupakan unsur budaya ketimuran serta norma agama yang sudah menjadi ciri khas bangsa ini.




Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Syaifullah