Nasional

PWNU Tak Punya Lembaga Ta'mir Masjid, Memprihatinkan

NU Online  ·  Ahad, 2 Juni 2013 | 02:40 WIB

Wonosobo, NU Online
Pengurus Pusat Lembaga Ta'mir Masjid NU (LTMNU) menyayangkan ketiadaan LTMNU di sejumlah Pengurus Wilayah NU (PWNU). Hal ini terungkap saat rapat pimpinan LTMNU digelar di 16 wilayah sepanjang 2012 lalu.
<>
"Ini kan memprihatinkan," kata Sekretaris PP LTMNU Ibnu Hazen saat memberi materi Diklat Muharrik Masjid se-Jawa Tengah di Villa Umah Nduwur, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (1/6).

Menurut Ibnu, masjid tak semestinya dibiarkan terbengkalai dari kepengurusan NU, tak terkecuali di tingkat wilayah dan cabang. Masjid merupakan tempat strategis tak hanya untuk keperluan ibadah tapi juga sarana menjawab kebutuhan masyarakat sekitarnya.

Meski demikian, LTMNU terus mengingatkan dan mendorong pemberdayaan masjid dari kepengurusan yang ada yang jumlahnya masih mayoritas. LTMNU bersama Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU tengah berupaya merevitalisasi fungsi masjid melalui diklat muharrik (penggerak) masjid.

"Peran muharrik masjid adalah membantu pengurus masjid untuk memakmurkan kegiatan-kegiatan masjid berdasarkan potensi yang dimiliki dan tantangan yang dihadapi," ujarnya.

Ibnu menjelaskan, ada tiga tugas bagi muharrik terhadap masjid-masjid yang ia gerakkan, yaitu menjadi konsultan, membantu pengurus ta'mir menjalankan program, dan memberi arahan dan solusi atas permasalahan yang muncul.

Ketua PP LTMNU KH Abdul Manan A Ghani menargetkan, 10 masjid dapat ditangani oleh satu muharrik. Melalui muharrik, diharapkan masjid dapat menjalankan program-program konkret di bidang pelayanan kesehatan, ekonomi, pendidikan, dakwah, dan lain-lain.


Penulis: Mahbib Khoiron