Nasional

Prinsip Demokrasi Menurut Kiai Said

NU Online  ·  Ahad, 5 Mei 2019 | 01:05 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj mengungkapkan penyebab matangnya demokrasi di Indonesia karena sistem negara tersebut dibangun berdasarkan nilai nilai yang diajarkan Alqur'an. Menurutnya, demokrasi yang ditekankan para ulama Indonesia adalah demokrasi yang beradab, berbudaya dan berakhlak. 

Kiai Said menuturkan, percuma bangsa Indonesia berpolitik, bernegara bahkan beragama jika tidak berbudaya, tidak berakhlak dan tidak berperadaban. 

“Nilai sebuah bangsa adalah akhlak dan budayanya ketika akhlak dan budayanya hancur, maka hancurlah nilai martabat bangsa tersebut. Bukan hanya ekonomi atau senjata atau tekhnologinya," kata Kiai Said saat mengisi tausiah di Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim di Hotel Kartika Chandra di Jl Gatot Subroto Kav 18 Jakarta Selatan, Jumat (3/5) malam. 

Menurut Kiai Said, demokrasi jangan dipahami sebagai kebebasan yang berlebihan tanpa memperhatikan rambu-rambu dan batasan tertentu. Sebab, demokrasi bukan menekankan pada aspek prosedural semata.  Demokrasi jangan sampai tidak berorientasi pada nilai-nilai luhur dan tidak mengedepankan kepentingan masyarakat banyak. 

Ia menjabarkan, demokrasi yang diharapkan semua elemen bangsa adalah yang mengacu pada prinsip menjaga keutuhan bangsa, menciptakan keadilan dan memberikan  kesejahteraan pada masyarakat luas. 

"Prinsip demokrasi harusnya mampu menjaga kutuhan bangsa menciptakan keadilan dan memberikan kesejahteraan pada rakyat," kata Profesor bidang tasawuf ini. 

Disisi lain, demokrasi yang hadir di Indonesi harus menekankan pada kebersamaan dengan memperhatikan prinsip permusyawaratan, perwakilan, dan kemufakatan. 

"Yang mencerminkan keragaman bangsa dan tidak semata berdasarkan mekanisme pemilihan one man one vote," tuturnya.

Paling penting,  lanjut Kiai asal Cirebon ini, demokrasi harus menjamin kepercayaan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Jika prinsip tersebut sudah dijunjung tinggi masyarakat Indonesia maka demokrasi itulah yang akan menjadi dambaan semua elemen bangsa. 

Seperti diketahui, kemarin malam telah dihelat  Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim. Kegiatan itu  dihadiri ribuan ulama sepuh, habaib dan cendekiawan muslim dari seluruh Indonesia. Antara lain Mustasyar PBNU, KH Maemun Zubair, KH Nasaruddin Umar, KH Ahmad Muwafiq, Abuya Muhtadi, TGH Turmudzi Badruddin, Nyai Sinta Nuriyah Wahid, KH Ahmad Muwafiq, KH Manarul Hidayat, KH Matin Syarkowi, KH Bunyamin, KH Maimeon Ali, KH Noer Muhammad Iskandar dan ribuan kiai-habib lainnya. Kegiatan diinisiasi oleh Mbak Maimoen Zubair dan Habib Lutfi Bin Yahya dalam rangka menguatkan peran ulama untuk kemaslahatan bangsa. (Abdul Rahman Ahdori/Aryudi AR)