Nasional

Presiden RI: Aset Terbesar Bangsa Indonesia adalah Persatuan dan Kerukunan

NU Online  ·  Selasa, 18 Desember 2018 | 12:15 WIB

Presiden RI: Aset Terbesar Bangsa Indonesia adalah Persatuan dan Kerukunan

Presiden RI, H Joko Widodo di Tebuireng, Jombang, Jatim

Jombang, NU Online
Presiden Republik Indonesia H Joko Widodo mengatakan, aset terbesar bangsa Indonesia yaitu persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Ketiga hal ini harus dijaga terus seluruh warga negara hingga akhir hayatnya.

Pernyataan ini disampaikannya saat meresmikan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Selasa (18/12).

"Bangsa kita bangsa majemuk, beragam, warna-warni, beda suku, agama, adat, tradisi, dan bahasa. Saya ingatkan aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, persaudaraan dan kerukunan. Maka perlu kita jaga ini, jaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah kita," katanya.

Pria yang biasa disapa Jokowi ini menjelaskan Indonesia yang berideologi Pancasila dan berbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) turut di bentuk para ulama, santri bersama elemen bangsa lainnya. 

Para pejuang tersebut harus berperang mempertaruhkan nyawanya merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karenanya, persatuan harus terus dirawat.

"Saat saya menandatangani dan menetapkan hari santri 22 Oktober, saya membayangkan apa yang sedang dipikirkan oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari pada tahun 1945. Saya membayangkan begitu besarnya semangat perjuangannya, begitu besarnya rasa cintanya pada Indonesia," tambah Jokowi.

Jokowi yang datang memakai kopiah hitam, baju takwa dan sarungan menyebutkan para ulama dahulu telah mencontohkan kecintaan yang luar biasa pada Indonesia. Salah satu buktinya yaitu KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama dengan berani dan dengan keteguhan hati mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perang itu disebut sebagai perang jihad fi Sabililah jihad di jalan Allah. 

"Kita harus mencintai dan menjaga Indonesia yang telah diperjuangkan para ulama, para santri, dan elemen pejuang lainnya," ujarnya. 

Dikatakan Jokowi, museum KH Hasyim Asy'ari ini bisa mengingatkan masyarakat bahwa Islam masuk Indonesia dengan damai dan dialog serta menggunakan media budaya lokal, seperti syair, wayang, gurindam, kasidah dan lainnya. Kita juga diingatkan kejayaan kerajaan Islam dari Aceh hingga Maluku yang turut mengantarkan Indonesia pada kemajuan bangsa hingga kini.

"Lewat museum ini kita juga diingatkan bahwa pesantren-pesantren sejak dulu turut andil dalam mencerdaskan manusia-manusia Indonesia," tandas Jokowi. (Syarif Abdurrahman/Muiz)