Jakarta, NU Online
Pertemuan Jokowi dan Prabowo melahirkan tafsir politik yang beragam. Namun arus besar dari penafsiran itu adalah koalisi. Apalagi dalam pertemuan itu Prabawo terang-teranganĀ menyatakan siap membantu JokowiĀ (jika diperlukan) dalam melaksanakan tugasnya. Tapi tidak semua orang setuju Prabowo dengan Partai Gerindranya bergabung atau berkoalisi dengan pemerintah. Sebab jika semuanya mendukungĀ pemerintah, dikhawatirkan tidak ada kontrol yang bisa mengoreksi kebijakan pemerintah.
āSaya mendorong itu (Prabowo tidak berkoalisi dengan pemerintah),ā ucap Ketua Suluh Kebangsaan, Muhammad Mahfud MD saat telewicara dalam program Sapa Indonesia Malam di Kompas tv, Sabtu (13.7) malam.
Mahfud tampaknya tidak sembarang bercuap-cuap. Menurut pengamatannya,Ā jika Prabowo bergabung dengan pemerintah, ditambah sejumlah partai lain di kubu pasangan 02 yang saat ini sudah memasang lampu hijau (kecuali PKS), maka kekuatan pemerintah mencapai 92 persen.Ā Sebuah kekuatan yang luar biasa besar.
āKalau saya boleh menyampaikan aspirasi yang banyak beredar di masyarakat, Prabowo menjadiĀ penyeimbang atau oposisi saja agar pemerintahan ini terkontrol dengan baik,ā terangnya.
Menurut Mahfud, rekonsiliasi tidak harus diartikan dengan berkoalisi. Rekonsiliasi lebih tepat dimaknai dengan kembali ke posisi konstitusional masing-masing. Menghentikan pertikaian, dan menjalankan perannya sesuai posisinya.
āMenurut saya adalah mulia bagi Prabowo jika menjadi penyeimbang, memimpin oposisi di parlemen,ā urainya.
Dalam pandangan Mahfud, jika PrabowoĀ memimpin opisi dengan dukungan koalisi hingga 35 persen, itu cukup efektif untuk mengontrol pemerintahan.Ā Dan pemeritah memang butuh penyeimbang sebagai alat kontrol. Namun seandainya Prabowo memang mau berkoalisiĀ dengan pemerintah tidak ada larangan, karena berkoalisi atau beroposisi adalah sama-sama pilihan politik.
āTapi kalau memang mau bergabungĀ juga boleh, karena itu pilihan politik saja,ā pungkasnya. (Aryudi AR)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
4
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
5
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
6
Pesantren Jawaban Kebutuhan Pendidikan Karakter dalam Dinamika Kota Global
Terkini
Lihat Semua