Pra-Raker RMI NU Jateng Bahas tantangan dan Peluang Pesantren
NU Online · Sabtu, 14 Desember 2013 | 04:35 WIB
Semarang, NU Oline
Setelah resmi dilantik pada bulan November 2013 lalu, kepengurusan Rabitah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) pimpinan wilayah Jawa Tengah masa khidmah 2013-2018 mulai mengadakan pra-Raker (Rapat Kerja) Jumat (13/12).
<>
Bertempat di ruang rapat PWNU, acara ini dimoderatori oleh Aziz Musyafa’ yang juga sebagai wakil bendahara memulai pukul 15.00. Pra-raker ini diikuti oleh dua departemen, yaitu departemen kerjasama dan departemen media dan informasi.
Pendahuluan acara diawali Gus Rozin selaku ketua RMI Jateng ini punya tantangan dan peluang untuk kita benahi bersama, baik dari internal juga eksternal. “Kepengurusan kita ramping karena pengurus berbasis kinerja secara optimal”. Lebih lanjut bahwa, “kita juga menerapkan low cost high input”. Papar Gus Rozin.
“Kita berkhidmah selama lima tahun. Tentu harus ada capaian yang jelas dan terukur selama kepengurusan kita”, ungkap Rozin yang juga menjadi direktur Sekolah Tinggi Agama Islam Mathaliul Falah (STAIMAFA). Jangan sampai dua tahun awal kita bersemangat, tahun selanjutnya malah tidak memiliki energi untuk berkhidmah.
Paparan selanjutnya dari departemen media dan informasi yang mengusung penyebarluasan informasi dari program kerja RMI sendiri. Kemudian, juga membantu departemen lain untuk memberitahukan kepada khalayak terkait program yang akan dikerjakan nanti. “Selanjutnya kita akan fokus menggarap media berupa website dan media sosial, ungkap Munawir Aziz selaku koordinator.
Selain itu Aziz mengungkapkan perlu terbentuknya jaringan santri antar pesantren di Jawa Tengah, dalam spektrum jurnalisme dan keilmuan. “Ini bisa dijembatani dengan mengadakan peningkatan skill menulis santri-santri di Jateng. Tentu kami akan mengadakan pelatihan ini dengan sungguh-sungguh”. Ungkap Aziz yang juga menjadi dosen di STAIMAFA.
Kami akan mengadakan seleksi terhadap santri yang akan mengikuti pelatihan ini. Selain itu, pasca pelatihan kami akan tetap memfasilitasi peserta untuk tetap aktif dalam bermedia. Harapannya, mereka bisa menggaungkan nilai-nilai dari masing-masing pesantrenya.
Dari departemen kerjasama hadir Gus Izzudin (pengasuh API Tegalrejo), Zubaidi, Muhtasit dan Izzudin. Secara garis besar departemen kerjasama akan menjalin hubungan erat dengan pihak kementrian agama, terutama dalam bidang penguatan kelembagaan pesantren. Muhtasit yang getol dengan kegiatan yang berhubungan erat dengan pesantren bersemangat sekali untuk menghidupkan dan menyemarakkan pesantren ke depan agar lebih baik.
“Saya melihat potensi anak-anak NU yang memiliki kemampuan lebih, ini perlu untuk dikembangkan”, ungkap alumni IAIN Walisongo ini. Muhtasit juga menambahkan, pesantren sebagai basis community college, perlu adanya pemberdayaan ekonomi, vokasional dan seterusnya. Ini akan meningkatkan mutu pesantren ke depan.
Acara diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Gus Mandzur Labib yang juga menjadi wakil sekretaris. (Zulfa/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua