Jakarta, NU Online
Koordinator Advokasi Program Penanggulangan HIV AIDS Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Uday Abdurrahman menilai pembagian kondom untuk khalayak umum apalagi kalangan pelajar sebagai kebijakan salah sasaran. Karena, sosialisasi dan distribusi kondom diarahkan hanya kepada kalangan berisiko.
<>
Penilaian itu, lanjut Uday, didasarkan pada putusan hasil Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama beberapa bulan lalu perihal penanggulangan HIV AIDS, khususnya soal kondom.
Kiai-kiai kami sangat memahami konteks pemahaman masyarakat kita. Sehingga mereka mengizinkan pembagian kondom hanya untuk kalangan beresiko, seperti pekerja seks, tambah Uday.
“Jadi pembagian kondom itu bukan untuk kalangan masyarakat umum seperti pelajar dan mahasiswa" tegas Uday di Surabaya, Senin (2/12).
Uday yang juga Wakil Ketua PW GP Ansor Banten menambahkan, para kiai NU waktu memutuskan perizinan sosialisasi dan distribusi kondom untuk kalangan berisiko dengan tetap memerhatikan eksesnya bagi masyarakat umum. Dengan memerhatikan konteks audiensnya, para kiai NU tidak membenarkan sosialisasi dan membagi kondom di kalangan pelajar.
Sehubungan dengan Pekan Kondom Nasional, Uday menyampaikan apresiasinya terhadap gerakan ini. Hanya saja, sasaran kegiatan ini harus dipersempit bagi kalangan berisiko saja, bukan untuk umum.
Uday menganjurkan agar produsen kondom lebih bijak dan harus menghitung ekses yang akan muncul. Sebab, jika kurang cermat kegiatan penanggulangan HIV malah bisa menjadi kontraproduktif dan mengaburkan kerja-kerja penanggulangan HIV AIDS di Indonesia. Kecuali, jika memang produsen kondom hanya ingin menumpangi HAS 2013 untuk promosi produk mereka.
Agar kontroversi tidak berkembang lebih jauh, Uday mengajak publik untuk meminta klarifikasi dari produsen kondom, pemerintah, dan institusi terkait. Klarifikasi ini sangat dibutuhkan agar kontroversi di masyarakat tidak mengaburkan misi penanggulangan HIV AIDS di Indonesia. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Maulid Nabi Muhammad dan 5 Tugas Kenabian
2
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
3
Khilaf dan Kurang Cermat, PBNU Minta Maaf Telah Undang Peter Berkowitz
4
Kesejahteraan Guru Terancam, Kemendikdasmen Hanya Dapat 7% dari Rp757 Triliun Anggaran Pendidikan
5
Khutbah Bahasa Jawa: Bungaha kelawan Rahmat Paling Agung — Kanjeng Nabi Muhammad saw
6
Mabes TNI Minta Masukan PBNU soal Rencana Pemindahan Makam Pahlawan Nasional ke Daerah Asal
Terkini
Lihat Semua