Ponpes dan Majelis Taklim Perlu Dilibatkan dalam Kampanye Anti-Hoax
NU Online · Sabtu, 25 Maret 2017 | 18:02 WIB
Pemerintah perlu melakukan pendekatan kepada pimpinan pondok pesantren (ponpes) dan majelis taklim yang memiliki multimedia sehingga bisa bersinergi untuk menyebarkan narasi moderat. Ini merupakan salah satu rekomendasi workshop tentang Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya di Hotel Milennium, Jakarta, Kamis (24/3) malam.
Sinergi tersebut dinilai penting untuk memperkuat dan menyebarkan narasi moderat sekaligus menangkal isu-isu hoax dan isu radikalisme. Selain itu, pemerintah didorong untuk memfasilitasi masyarakat guna membuat website, domain, hosting dan desain grafis sebagai medium untuk penyebaran kontra narasi paham radikal terorisme.
Pertemuan di Hotel Millenium ini juga merekomendasikan agar NU menjadi komando dari komunitas media moderat.
"WhatsApp grup sebagai wadah sharing content antara BNPT dan media moderat. BNPT sebagai content provider bagi media sosial," ujar Abdul Wahab, saat membacakan rekomendasi kelompok 1 sebelum penutupan acara.
Acara yang dihadiri oleh 200 peserta ini diisi dengan penyampaian materi dan digelar diskusi kelompok untuk melahirkan rekomendasi terkait pencegahan berita hoax radikalisme. Yang menarik, tidak hanya materi dan diskusi yang memperbincangkan soal pemberantasan hoax, doa penutupun juga diselilingi dengan kalimat puitis antihoax. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
4
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
5
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
6
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
Terkini
Lihat Semua