Jakarta, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia merasa miris dengan situasi nasional dewasa ini. Terutama perilaku pemimpin negeri ini mulai eksekutif, legislatif hingga yudikatif; masih jauh dari harapan masyarakat.
<>
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar PMII, Addin Jauharudin hal itu disebabkan banyak pengelola negeri ini yang tidak memiliki kapasitas, integritas, dan bahkan moralitas.
Hal itu, sambung Addin, menyebabkan masyarakat acuh terhadap partai politik, acuh terhadap hukum, “Menyebabkan konflik sosial masyarakat dan rebutan sumber daya alam.”
Hal itu dikatakan Addin pada pidato peringatan Hari Lahir ke-53 PMII bertema "Harmoni untuk Keutuhan NKRI" bertempat di Graha Mahbub Djunaidi Jl. Salemba Tengah No 57 A, Jakarta Pusat, pada Rabu, (17/4).
Addin kemudian mengimbau supaya PMII dari Sabang sampai Merauke harus merespon situasi masyarakat setempat. Harus bergerak, berkontribusi untuk bangsa Indonesia.
Ia juga mengingatkan supaya organisasi yang didirikan 17 April 1960 tersebut, jangan mengabaikan dunia akademik. Anggota PMII harus bisa menyelesaikan jenjang S1, S2, dan S3. Mengedepankan kembali kekuatan pemikiran. Dan jangan meninggalkan dunia tulis-menulis.
“Kita harus kembali ke kampus,” katanya.
Kemudian, sambung Addin, PMII harus menyumbangkan ide-ide pemikiran untuk mempertahankan keutuhan Republik Indenesia.
Penulis: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua