Nasional HARLAH KE-52 PMII

PMII Jatim Fokus Penyelamatan Ideologi

Sab, 21 April 2012 | 13:29 WIB

Surabaya, NU Online
Momentum Hari Lahir (Harlah) PMII ke-52, diperingati oleh Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur dengan menggelar acara “Temu Sahabat” bersama para alumni, di Rumah Makan Taman Sari, Jalan Taman Absari Surabaya, Jum’at (20/4) malam.<>

Pada kesempatan itu, hadir sejumlah alumni lintas generasi dari masa ke masa. Ketua Ikatan Alumni PMII (IKA PMI) Jatim KH A. Mujahid Anshori juga hadir. Dua mantan Ketua Umum PKC PMII Jatim Ahmad Nur Aminuddin dan A Badrut Taman juga tampak berbaur bersama ratusan kader PMII yang hadir di rumah makan yang terletak di depan Gedung Grahadi tersebut.

Sebelum acara dimulai, mantan Ketua PKC PMII Jatim yang kini menjadi anggota FKB DPR RI H Imam Nachrawi juga sempat hadir, namun tidak sampai mengikuti acara. Sebab, Sekretaris Jenderal DPP PKB itu harus segera kembali ke Jakarta.


Suasana kegiatan Harlah PMII ke-52 dan Temu Sahabat ini terasa cukup meriah dan terliat penuh keabraban antara para pengurus dan para alumni. Suasana malam peringatan Harlah tersebut semakin meriah saat kader Kopri PMII tampil menunjukkan kebolehannya dengan penampilan antraksi pencak silat. 

“Kopri PMII memang mantap,” teriak sebagian peserta yang hadir, disambut tempuk tangan ratusan peserta yang lain.

Sementara dalam sambutannya, Ketua Umum PKC PMII Jatim Fairouz Huda, menyampaikan beberapa visi besar yang akan dijalankan pada dua semester pertama. “Perlu kami sampaikan visi besar PMII Jawa Timur, khususnya pada satu tahun ke depan,” tegas Fairouz.

Menurut Fairouz, dalam satu tahun ke depan, setidaknya ada dua program yang menjadi prioritas. Pertama, optimalisasi pengkaderan. Diakui mantan Ketua PC PMII Malang ini, belakangan ini pengkaderan di PMII mengalami penurunan dalam mencetak kader-kader ideolog militan yang mampu merealisasikan ideologi PMII di tengah problem kebangsaan.

Kini, lanjut pria kelahiran Sumenep ini, kader-kader PMII lebih banyak terjebak pada isu-isu yang berkembang tanpa mampu melakukan analisa yang tajam terhadap problem rakyat. Implikasinya, tidak bisa ikut menyelesaikan aneka problem tersebut dengan berlandaskan pisau analisa atau pemahaman Islam ala ahlus sunnah waljamaah.

“Dengan demikian, kami akan fokus melakukan langkah-langkah penyelamatan ideologi bagi kader,” tandasnya. 

Kedua, kata Fairouz, fokus pada bidang gerakan. “PMII Jawa Timur akan melakukan gerakaan riil yang bisa dirasakan oleh kelompok minoritas,” imbuh Fairouz menegaskan.

Gerakan tersebut, misalnya, melalui gerakan advokasi bagi orang miskin dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang layak. 

Dengan demikian, Fairouz menegaskan, untuk merealisasikan program mercusuar tersebut dibutuhkan adanya sinergisitas semua kader PMII lintas generasi. “Tentu kami tidak mampu tanpa dukungan semua pihak,” pintanya.

Di akhir sambutannya, Fairouz meminta, kebanggaan sebagai kader PMII tidak hanya berhenti pada momentum Harlah kali ini. “Perlu ada tindakan nyata dari kader-kader PMII sebagai wujud dari kebanggaan kita,” pungkas Fairouz.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Abdul Hady JM