Nasional

Pilkada, Ketum PBNU: Memilihlah secara Bertanggung Jawab

Jumat, 10 Februari 2017 | 14:30 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, salah satu kewajiban yang ia emban sejak Muktamar di Makassar hingga Jombang, adalah mematuhi Khittah 1926. Menurutnya, pesan Khittah 1926 sudah sangat jelas, yakni NU tidak terlibat dalam politik praktis.

Karena itu, lanjut Kiai Said, jika ada pengurus NU yang mengeluarkan pernyataan dukungan terhadap kandidat tertentu maka hal itu tak lebih dari sebagai pernyataan pribadi.

“Orang NU itu juga patuh konstitusi. Punya hak dan kewajiban yang dilindungi konstitusi. Salah satunya adalah hak untuk memilih dan dipilih. Hal inilah yang bersifat pribadi. Ini sederhana dan mendasar sekali,” katanya di Jakarta, Jumat (10/2).

Terkait pilpres, pileg, maupun pilkada, Kiai Said mendorong warga NU untuk aktif menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab. “Tanggung jawab itu ya cari-cari informasi, pakai perenungan, dan terus berdoa agar Indonesia dikaruniai pemimpin yang tidak zalim. Ini pertimbangan yang sifatnya pribadi sekali. Silakan pilih nomor berapa saja, asal bertanggung jawab,” paparnya.

Siapa pun yang terpilih nanti, katanya, harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Ini soal amanah yang tidak mudah. Makanya, tidak hanya NU, semua orang Indonesia harus mengawal dan mengawasi pemerintahan terpilih.

“Sejak sebelum, ketika, dan seudah mencoblos, setiap pemilih harus menilai tinggi-tinggi suara pribadinya itu. Kemarin saya bilang, yang penting bukan saat coblosan saja, tapi hari-hari panjang sesudahnya,” tambahnya.

Kiai Said mengatakan, perbedaan pendapat dalam soal dukungan kepada calon pemimpin adalah hal yang wajar. Bahkan, ia menilai perbedaan itu justru membuat masyarakat cerdas dan kritis.

“Tapi tidak boleh kemudian saling menjatuhkan, apalagi fitnah. Namun tidak sedikit orang luar atau pengamat yang tidak memahami disiplin berpikir pesantren tidak jarang berlebihan melihat perbedaan pendapat di tubuh NU,” katanya. (Mahbib)