Nasional FESTIVAL TAJUG

Pikiran dan Imajinasi Kunci Sukses Dakwah

Rab, 20 November 2019 | 01:00 WIB

Pikiran dan Imajinasi Kunci Sukses Dakwah

KH Dimyati Fanani saat menjadi narasumber pada Pelatihan Ta'mir, Khatib, dan Dai Nasional di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (19/11). (NU Online/Syakir NF)

Cirebon, NU Online
Tak sedikit orang mengalami gugup luar biasa ketika berbicara di hadapan publik. Hal ini bisa dipengaruhi oleh pikiran yang menghendaki kegugupan itu mewujud. Bukan sekadar terbata-bata dalam berbicara, ada pula yang sampai tubuhnya gemetar.

"Apapun yang ada dalam pikiran menjadi nyata," kata KH Dimyati Fanani, dai trainer, saat berbicara pada Pelatihan Takmir, Dai, dan Khatib Nasional sebagai rangkaian dari kegiatan Festival Tajug 2019 di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Dukuh Puntang, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (19/11).

Hal tersebut, jelasnya, sejalan dengan sebuah hadits qudsi, bahwa takdir yang Allah tunaikan adalah sesuai prasangka hamba atau manusia itu sendiri. Sebab, pemikiran tersebut akan menggerakkan laku.

Apa yang dipikirkan juga, menurutnya, harus diungkapkan dalam bentuk kata-kata, baik secara verbal maupun tulis sebagai pengingat dan penegasan. Persoalan terwujud tidaknya, itu biar takdir akan menentukan. Tetapi yang terpenting hal tersebut harus dinyatakan.

"Gak penting nyatanya, yang penting jeplak-nya (ngomongnya/menulisnya)," katanya menegaskan.

Ia mencontohkan menyampaikan kata-kata baik kepada anaknya, seperti menyebutnya shaleh dan pintar, meski anak tersebut nakal dan bodoh. Tetapi, jika hal tersebut dilakukan secara berulang sembari menyentuh bagian tubuhnya akan terinternalisasi dengan sendirinya.

Hal tersebut juga berlaku dalam berdakwah. Ketika hendak menaiki panggung, niatkan dan yakinkan diri bisa tampil baik, tidak ada pikiran negatif yang tidak-tidak.

Model demikian inilah sesungguhnya, jelasnya, merupakan mazhab Imam Syafii, yakni talafudh, melafalkan niat secara verbal ketika memulai suatu ibadah.

Di samping itu, Kiai Dimyati juga menyampaikan bahwa imajinasi memberikan pengaruh kuat dalam berdakwah. Sebab, imajinasi atau daya khayal lebih dahsyat dari fakta dan realitanya.

Oleh karena itu, sebelum menaiki mimbar khutbah atau podium ceramah, seorang khatib atau dai harus mengimajinasikan dirinya menjadi pembicara yang hebat dengan penyampaian yang lugas dan lancar.

"Berimajinasilah luar biasa. Berimajinasilah sebelum naik panggung sangat meyakinkan. Bisa ngomongnya lancar," katanya.

Pasalnya, ia menegaskan bahwa energi berbanding lurus dengan niat. Hal ini tentu sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW, bahwa segala amal bergantung pada niatnya.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad