Nasional

Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Helat Tadarrus Pemikiran Kiai Said

NU Online  ·  Sabtu, 26 Mei 2018 | 21:30 WIB

Jakarta, NU Online
Para pengurus Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan menghelat Tadarrus Pemikiran Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sabtu (26/5) malam. Kegiatan tersebut menghadirkan dua kiai muda NU yang sedang ‘naik daun’, yakni Ulil Abshar Abdalla dan Abdul Moqsith Ghazali.

Dalam sambutan mewakili tuan rumah, KH Idris Sholeh, yang juga pengelola kanal Teras Kiai Said mengaku bahagia diskusi bertajuk Kiai Said dan Tasawuf bisa digelar. “Acara ini diiisi dua pemikir muda NU. Kita tak asing lagi dengan kedua tokoh ini. Kita akan dimanjakan dengan ilmu beliau berdua dan dibawa berselancar untuk membedah pemikiran Kiai Said. Semoga kegiatan ini bermanfaat ,” kata dia.

Sementara itu, Ulil Abshar Abdalla yang didaulat menyampaikan paparan pertama kali mengapresiasi tim pengelola kanal Teras Kiai Said yang menginisiasi diskusi. “Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang memberi kesempatan kepada saya untuk mengulas pemikirian Kiai Said terkait masalah Tasawuf. Khususnya karena menyiarkan acara ini secara langsung,” ujarnya mengawali paparan.

Menurut dia, siaran langsung diskusi semacam ini di dunia maya penting sekali.  Pasalnya, warganet sekarang ini sedang memasuki era yang disebut perang dunia maya atau siber (cyber war). Perang semacam tidak mudah dimenangkan karena kaum muslim moderat kurang militan.

“Kita terlalu asyik perang di darat. Perang di udara kurang diperhatikan. Sementara kelompok yang sangat rajin dan militan sekali memasuki perang siber ini biasanya yang kurang moderat atau garis keras,” kata pria kelahiran Pati ini.

Gus Ulil, sapaan akrabnya, mengaku senang atas inisiatif kaum muda NU tersebut. Ia merasa gembira karena pada dua tahun belakangan dunia maya selama bulan Ramadhan penuh dengan gelaran pengajian kitab ala NU. Kita patut bersyukur karena akhirnya warga NU atau nahdliyin sadar tentang pentingnya perang semacam ini. 

Karenanya, kehadiran acara seperti ini penting sekali dan perlu diperbanyak. Selain itu, materi yang disuguhkan biasanya tidak hilang dalam sekejap. “Sesuatu yang ditayangkan di dunia maya akan bertahan lama sekali. Mungkin selama-lamanya sampai hari kiamat,” ujar menantu KH Mustofa Bisri ini.

Ketika materi pengajian diunggah di udara, lanjut Gus Ulil, selamanya ia akan berada di sana. Dan ini menentukan perjalanan orang-orang di luar sana untuk memahami Islam. “Jadi, ini penting sekali,” tegasnya.

Diskusi yang digelar di Aula Pesantren Al-Tsaqafah ini dihadiri para santriwan dan satriwati pesantren tersebut. Sejumlah santri yang tergabung dalam komunitas ngaji online kitab Ihya Ulumiddin bersama Gus Ulil tampak sumringah di acara kopdar tersebut.

Sembari menyeduh kopi dan menikmati kudapan rebus seperti kacang, pisang, dan ubi jalar. Ketum PBNU Kiai Said Aqil Siroj tampak duduk santai di kursi sofa sebelah kiri panggung menikmati acara yang dipandu menantunya, H Shofwan Yahya. (Musthofa Asrori/Ibnu Nawawi)