Pesan Terakhir AGH Harisah: Jaga Tradisi Pesantren dan NU!
NU Online · Selasa, 21 Mei 2013 | 06:03 WIB
Jakarta, NU Online
Anre Gurutta Haji (AGH) Muhammad Harisah AS, Pimpinan Pondok Pesantren An Nahdlah, Makassar, telah dipanggil kembali oleh Sang Pencipta, Senin 20 Mei 2013 sore kemarin.<>
Wakil Rais Syuriyah PWNU Sulsel ini menghembuskan nafas terakhir di ruang ICU Rumah Sakit Wahidin Sudirohusono, Makassar setelah berjuang melawan penyakitnya selama 10 hari.
AGH Harisah sempat pulang ke rumah, di komplek An Nahdlah untuk menemui para santri dan masyarakat yang sangat mencintainya. Namun ia dilarikan lagi ke rumah sakit karena kondisinya tiba-tiba semakin melemah.
Menantu Gurutta Harisah, Dr Firdaus Muhammad, seperti dikuti Tribun-Timur menceritakan detik-detik terakhir menjelang kepergian almarhum.
Menjelang cuci darah kali kedua di RS Wahidin Sudirohusodo, Gurutta Harisah tiba-tiba sadar dan memanggil anak-anak dan menantunya. "Gurutta sempat sadar dan minta dipulangkan ke rumah. Beliau minta dipulangkan karena katanya santri-santri beliau sudah menunggu," ungkap Firdaus, beberapa saat lalu.
Namun karena dokter mengharuskan harus cuci darah lagi, keluarga pun menolak permintaan Gurutta untuk dipulangkan saat itu.
Proses cuci darah yang kedua pun dilakukan. Menjelang proses medis itu, Gurutta sadar lagi dan memanggil keluarganya.
"Kami semua, anak-anaknya, mendampingi beliau saat terakhir. Beliau berpesan, jaga tradisi pesantren dan NU, jaga shalat, dan ke Mekah naik haji," kata Firdaus.
"Kami mengantar kepergian beliau dengan syahadat sempurna. Kami sangat mencintai beliau, tapi Allah SWT lebih mencintainya," ujar dosen UIN Alauddin, Makassar, tersebut menambahkan.
Kepergian AGH Harisah menyiratkan duka bagi banyak orang adalah kehilangan besar, khususnya bagi warga NU Sulawesi Selatan. Helmy Ali Yafie mengatakan, kepergian AGH Harisah membuat warga NU seperti kehilangan salah satu pegangan yang kokoh yang membuat warga merasa nyaman dan aman.
“Kita semua pantas berduka cita, tetapi kita harus merelakan kepergian almarhum, karena itu adalah ketentuan yang tidak bisa ditawar dari Allah SWT, Tuhan yang melimpah ruah rahmatNya dan berkesinambungan kasih sayangnya. Itulah jugalah yang terbaik bagi almarhum sekarang ini. Semoga almarhum mendapat sebaik-baik tempat disisiNya,” tulis tokoh muda NU asal Makasssar itu di akun facebooknya.
Penulis: A. Khoirul Anam
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua