Nasional

Persiapan Gen Z Menuju TPS: dari Mantapkan Hati dan Tekad hingga Tak Mau Golput

Sen, 12 Februari 2024 | 20:30 WIB

Persiapan Gen Z Menuju TPS: dari Mantapkan Hati dan Tekad hingga Tak Mau Golput

Ilustrasi pemilu. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan hari pencoblosan pemilihan umum (Pemilu) 2024 jatuh pada 14 Februari 2024 mendatang. Tentunya, setiap masyarakat memiliki cara sendiri sebelum menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) tergantung tempat berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT).


Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta Nauval Arifin mengungkapkan bahwa dirinya perlu menjaga ketenangan jiwa sebelum mencoblos. selain itu, juga Ia menyebutkan bahwa persiapan sebelum pencoblosan adalah kunci kesempurnaan demokrasi. 


"Tatkala langkah ke bilik suara mendekat, hiruplah nafas penuh kesadaran, sisipkan ke dalam hati tekad yang teguh, dan biarlah setiap coretan di kertas suara menjadi titik terang bagi masa depan yang kita idamkan," katanya kepada NU Online Senin (12/2/2024) siang.


Bagi Arifin, setiap suara yang dihasilkan adalah cermin dari kesiapan dan pemahaman akan tanggung jawab sebagai warga negara sehingga diperlukan keseriusan khusus dalam mencoblos dan pemilu ini akan menentukan setiap langkah progres bangsa Indonesia ke depannya.


Lain dengan Arifin, Sekretaris Jedral (Sekjen) Pimpinan Cabang (PC) Ansor Kota Bekasi Muhammad Dzul Azmi mengatakan perlu adanya persiapan secara mental dan kejiwaan yang matang dalam menentukan pilihan. Baginya, kedua kunci itu menjadi sumber utama untuk menentukan kemana arah politik ini mengalir. 


"Tanpa kedua unsur tersebut maka langkah politik kita tidak kompatibel dan yang pastinya dengan mencari fakta para peserta yang akan kita pilih nantinya. Gerakan tangan harus sesuai dengan hati nurani dan logika. Pastinya, tidak membangun propaganda tentang kebencian dan isu sara," jelasnya.


Ia bertekad bahwa sebagai kaum muda betul-betul harus teliti dan cermat untuk menentukan arah masa depan bangsa karena baginya, generasi muda adalah calon-calon pengukir tinta emas di masa mendatang.


Sejalan dengan itu, Mahasiswi UIN Jakarta Risma yang menjadi pemilih pemula. Dirinya memastikan tidak akan menjadi golongan putih (Golput) yang tidak memilih dalam pemilu kali ini. Pemilu kali ini, bagi pemilih pemula menurut Risma adalah hal yang harus diperhatikan dan bijak dalam memilih.


"Aku hampir satu bulan terakhir banyak melihat podcast, berita, dan website-website yang memberikan informasi dan pengenalan tentang seluruh calon serta tau cara menjadi pemilih yang bijak, jujur sempat takut dan malu ketika liat teman-teman," kata Risma.


Risma melihat, teman-teman sebayanya bisa terang-terangan menentukan pilihannya sebelum hari pencoblosan. Baginya, itu terlalu terburu-buru karena hanya mengikuti gegap gempita para calon saat kampanye semata.


"Tapi ternyata rasanya itu bukan hal yang salah, karena menurut aku pemilih yang baik adalah pemilih yang bisa saling menghargai dan memberikan dukungan dengan hal positif bukan memberikan ejekan ke calon lain yang bukan di pilih," kata Risma.


Risma mengaku, belum pernah menunjukkan calon yang dipilihnya hingga saat ini. "Akan memilih siapa dan pro ke siapa karena hal menurut aku semua boleh bersuara dan menilai tetapi juga harus menjadi pemilih yang bijak apalagi fresh pemilih," terangnya.