Nasional

Peringati Hari Santri, Warga NU Baca 1 Miliar Shalawat Nariyah

Sel, 15 Oktober 2019 | 08:45 WIB

Peringati Hari Santri, Warga NU Baca 1 Miliar Shalawat Nariyah

Nahdliyin akan membaca Shalawat nariyah sebanyak 1 miliar di Hari Santri 2019 (Foto: NU Online/Panitia Hari Santr)

Jakarta, NU Online
Dalam rangkaian peringatan Hari Santri 22 Oktober, PBNU melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain adalah Malam Puncak Hari Santri Nasional 2019 dengan pembacaan 1 miliar shalawat Nariyah untuk keselamatan bangsa secara serentak seluruh Indonesia.

Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Agus Salim mengatakan, dalam pelekasanaan kegiatan ini, PBNU mengerahkan warga NU dan juga kalangan pesantren untuk bersama-sama serentak membaca shalawat Nariyah di masing-masing lokasi dan titik domisilinya.

Sementara, kata dia, di Jakarta, kegiatan ini berpusat di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, dilaksanakan setelah Shalat Isya pada Senin malam Selasa, 21 Oktober 2019.

"Diikuti serentak warga NU dari Sabang sampai Merauke serta luar negeri," ujar Agus Salim di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (15/10).

Agus Salim menjelaskan, ada beberapa tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini. Pertama, mengharap berkah dan sekaligus memohon pertolongan kepada Allah agar bangsa Indonesia selamat dari ancaman apapun. 

"Kita berharap tetap senantiasa hidup damai dan semoga menjadi apa yang disebut sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," ucapnya.

Kedua, dalam momentum pembacaan 1 miliar Shalawat Nariyah ini, PBNU juga ingin mengenang dan sekaligus mendoakan para pahlawan yang gugur dan tulus membela kedaulatan Tanah Air. 

"Jasa mereka, utamanya para ulama, selain harus kita kenang, yang tidak kalah penting adalah harus kita teladani," katanya.

Ketua Panitia Pelaksana Malam Puncak Hari Santri Nasional 2019 KH Misbahul Munir mengatakan, acara di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari akan diikuti oleh ulama di Jajaran PBNU. Selain itu, juga akan dihadiri oleh Wakil Presiden.

"Iya, Kyai Ma'ruf akan hadir memberikan pidato kebangsaan, Gubernur DKI Jakarta Pak Anis juga hadir, serta alim ulama," imbuh Misbah.

Kontributor: Lukman Hakim 
Editor: Abdullah Alawi