Nasional

Pergunu: Guru NU Perlu “Di-NU-kan” Kembali

NU Online  ·  Selasa, 24 April 2012 | 10:17 WIB

Jakarta, NU Online
Perkembangan situasi yang demikian cepat dan drastis sekarang ini menyisakan sejumlah tantangan bagi warga Nahdlatul Ulama (NU), tak terkecuali di sektor pendidikan. Pelan-pelan pengikisan tradisi dan nilai-nilai ke-NU-an dirasakan juga melanda para guru madrasah baik di tingkat kota maupun desa.<>

“Saat ini jangankan di Indonesia, di NU sendiri telah terjadi pengikisan nilai dan tradisi ke-NU-an yang cukup signifikan,” jelas Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) H Rudolf Chrysoekamto di kantornya, Selasa (24/4). 

Sangat disesalkan, tambahnya, pengikisan ini bahkan diikuti dengan kecenderungan yang mengarah pada ideologi berhaluan keras. Diakui, sejumlah kelompok kini berusaha menyusup tidak hanya melalui masjid-masjid, tapi juga sudah mulai merasuk ke dalam institusi pendidikan.

Sebagai tenaga pendidik, guru dinilai cukup vital memberi pengaruh bagi masa depan peserta didik. Meski murid sudah dianggap bukan lagi sebagai obyek pendidikan, hingga sekarang guru tetap memegang kendali penting dalam proses pembelajaran.

“Guru merupakan agent of change. Kalau gurunya sudah terpengaruh, bagaimana dengan murid-muridnya. Maka perlu ada usaha untuk mengentalkan lagi warna tradisi Nahdliyin,” ujarnya.

Untuk mengatasi keadaan ini, PP Pergunu  dalam waktu dekat akan melakukan langkah-langkah konkrit. Beberapa agenda, seperti diklat dan penyusunan buku pedoman Aswaja bagi para guru akan segera diturunkan. Termasuk dalam hal ini, program peningkatan mutu guru melalui beasiswa pendidikan strata satu untuk 1000 guru dan pendidikan strata dua untuk ratusan kepala sekolah.


Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis   : Mahbib Khoiron