Surabaya, NU OnlineĀ
Pernyataan ini disampaikan Khofifah Indar Parawansa pada Seminar Nasional: Gerakan Perempuan untuk Indonesia di Deteksi Room Graha Pena Surabaya yang diselenggarakan Kopri PKC PMII Jawa Timur (4/4).
<>
Bagi calon Gubernur jawa Timur ini, kekuasaan tidak akan pernah diberikan. āKarena itu, kesempatan berkuasa itu harus direbut,ā katanya dihadapan para aktifis mahasiswa dan ormas se Jawa Timur.
Bagi mantan menteri era KH Abdurrahman Wahid ini, untuk bisa merebut kekuasaan, maka perempuan harus terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan pendidikan politik yang memadai.Ā
āPendidik politik yang dimaksud adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak dan kewajiban dan tanggungjawab setiap warga negara Ā dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,ā katanya.
Perempuan memiliki potensi besar untuk menjadi basis pendidikan. Karena seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya.Ā
āJika dipersiapkan dengan baik, sama halnya dengan mempersiapkan bangsa berakar kebaikan,ā lanjut Ketua Umum PP Muslimat NU ini.Ā
Bila perempuan atau para ibu telah memposisikan diri secara baik dan proporsional, āMaka langkah berikutnya adalah melakukan pemetaan potensi dan profesi atau keilmuan untuk menempati pos-pos penting dan strategis,ā pungkasnya.
Sementara itu Anna Muāawanah, anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa mengatakan bahwa dari sisi struktural, sistem politik di tanah air telah memberikan afirmasi terhadap perempuan.Ā
āNamun regulasi ini dan kebijakan ini belum dilaksanakan secara konsisten di tingkat lapangan, baik oleh penyelenggara Pemilu maupun partai politik,ā katanya.
Bagi Ketua Perempuan Partai Kebangkitan Bangsa ini, realita ini cukup memprihatinkan. Namun pada saat yang sama, kader perempuan dari mulai tingkat pusat hingga desa demikian melimpah.Ā
āKarena itu mendesak untuk dilakukan peningkatan kualitas kapasitas dan kompetensi sehingga dapat bersaing dengan para politisi berjenis kelamin laki-laki.Ā
āIni agar para politisi perempuan mampu berkompetisi dalam medan politik dan pengambilan kebijakan publik,ā lanjutnya.
Tugas berat yang diemban para perempuan yang kini sedang berkiprah di dunia politik untuk terus tampil sebagai kebanggaan bagi kaumnya. Ketertinggalan perempuan hendaknya tidak diratapi.Ā
āDengan meningkatnya keterwakilan perempuan sebagai pengambil keputusan, dapat berbanding linier dengan tuntutan akan peningkatan kualitas hidup perempuan secara keseluruhan,ā pungkasnya.
Redaktur Ā Ā : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
3
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
4
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NUĀ
5
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
6
Cek Kesehatan Gratis Sekolah Mulai 4 Agustus 2025, Sasar 53 Juta Siswa di Seluruh Indonesia
Terkini
Lihat Semua