Jakarta, NU Online
Seringkali kita mendengar guru adalah akronim dari kata digugu dan ditiru. Bagi anak-anak zaman sekarang guru tersebut bukan berbentuk manusia, namun cenderung berbentuk gadget, PSP (play station portable), anime, dan produk-produk teknologi mutakhir lainnya.
<>
Demikian disampaikan oleh Radhar Panca Dahana, Dosen Pascasarjana STAINU Jakarta di Pesantren Ats-Tsaqafah, Jakarta, Sabtu (31/5)
"Dulu itu kalau mau nonton harus sebulan sekali, sekarang setiap hari di rumah bisa nonton film berkali-kali. Dulu film perang mukul paling babak belur, sekarang film action duarr... darahnya bercucuran, duar... tubuhnya belah," kata budayawan itu
Hal ini, lanjut Radhar, merupakan proses internalisasi sehingga akan membentuk imajinasi dan kemudian imajinasi itu dijadikan sebagai acuan dalam bersikap dan bertindak
"Kemudian akan terkumpul di sini," tambahnya sambil memutar tangannya di atas kepala.
Radhar melanjutkan, dari imajinasi itu anak-anak akan mengaktualisasikannya pertama masih dalam bentuk ucapan, lama-lama tidak menutup kemungkinan akan diaktualisasikan dalam bentuk tindakan.
"Tendang aja! Pertama seperti itu. Kata-kata itu merupakan aktualisasi dari apa yang ada di dalam imajinasinya namun dibatasi dalam sebuah kalimat itu, lama-lama karena punya imajinasi yang kuat bisa jadi nendang beneran," ujarnya
Untuk menanggulanginya, Radhar mempunyai tips yang sudah dilakukan kepada anaknya, yaitu dengan cara mengurangi jatah penggunaan gadget dalam seminggu dan 'memaksa' untuk membaca buku, majalah, dan koran.
"Ini dilakukan untuk 'mendelete' imajinasi liar itu dan mengisinya dengan imajinasi yang positif," ujarnya.
Lebih lanjut, Radhar menekankan bahwa sebenarnya tugas pemerintah itu adalah menghapus imajinasi liar yang lahir dari produk teknologi mutakhir tersebut.
"Sebenarnya tugas pemerintah itu ya itu, bukan ngurusi NEM saja, tapi mendelete yang ada di sini yang dihasilkan dari media itu," pungkasnya sambil memutar kembali tangannya di atas kepala. (Aiz Luthfi/Mahbib)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya
Terkini
Lihat Semua