Nasional

Penjelasan Gus Baha tentang Kalimat Tauhid

Rab, 25 September 2019 | 16:30 WIB

Penjelasan Gus Baha tentang Kalimat Tauhid

Rais Syuriyah PBNU KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) saat memberikan mauidzoh hasanah di Halaman Gedung PBNU Jakarta, Rabu (25/9) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Akhir-akhir ini ada umat Islam yang mudah sekali menyebut kafir terhadap Muslim lainnya. Bahkan, penyebutan kafir itu dialamatkan kepada orang yang melafalkan kalimat tauhid, laa ilaha illa Allah.
 
"Ada kelompok yang mengatakan gara-gara kalimat 'Laa ilaha illaallah' dan pegang patok nisan itu orang menjadi kafir. Ini jadi paradoks," kata Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nursalim saat memberikan mauidzoh hasanah di halaman Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (25/9) malam.
 
Sebab, lanjutnya, kalimat yang juga disebut sebagai lafal tahlil itu juga menjadi penghapus kekafiran seseorang. Ia mencontohkan orang yang kafir selama 70 tahun menjadi Muslim karena melafalkan kalimat tauhid tersebut.
 
"Orang yang kafir 70 tahun itu menjadi Muslim karena mengucapkan 'Laa ilaha illaallah',” tuturnya dalam istighotsah berharap Indonesia aman dan bebas dari bencana alam itu.
 
Kiai yang akrab disapa Gus Baha itu menegaskan bahwa pandangan demikian merupakan pendapat semua ulama secara keseluruhan tanpa kecuali. "Dan, itu biijmail ulama, semua ulama mengatakan demikian," katanya.
 
Gus Baha menjelaskan bahwa pandangan tersebut termaktub ke dalam Al-Qur’an Surat al-Anfal ayat 38. "Karena di Al-Qur’an manshus dikatakan Qul lilladzina kafaruu in yantahu yughfar lahum ma qad salaf," ujar santri kinasih KH Maimoen Zubair itu.
 
Kalau orang yang kafir 70 tahun bisa hilang kekafirannya hanya karena kalimat Laa ilaha illaallah Muhammadun Rasulullah, jelasnya, berarti kalimat ini statusnya penghilang kekafiran.
 
Maka, tidak masuk ke dalam nalar ketika kalimat tersebut dianggap sebagai penyebab kekafiran. "Lafal yang statusnya menjadi penghilang kekafiran, dengan lafadz yang sama orang menjadi kafir. Itu gak ketemu nalar," pungkas kiai asal Rembang, Jawa Tengah itu.
 
Kegiatan yang diikuti oleh ratusan jemaah ini dihadiri juga oleh Ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Ghani dan Ketua LD PBNU KH Agus Salim beserta jajarannya.
 
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan