Nasional

Pendidikan dan Kesehatan Kunci Menikmati Bonus Demografi

NU Online  ·  Ahad, 11 Februari 2018 | 08:15 WIB

Jakarta, NU Online
Dosen Ekonomi Politik FEB Universitas Indonesia Abdillah Ahsan mengatakan, bonus demografi adalah suatu kondisi jumlah penduduk dengan usia muda atau produktif sangat besar daripada usia tidak produktif. Menurutnya, terjadinya hal tersebut akibat dari transisi demografi.

Demikian dikatakan Abdillah kepada NU Online di sela-sela mengisi diskusi publik yang diselenggarakan IKA PMII Jakarta dengan tajuk Pilkada Indonesia: Antara Rasionalitas Politik atau Oligarki-Feodalistik di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Ahad (10/1).

"Dulu di awal-awal kan yang lahir banyak yang mati banyak, kemudian yang lahir banyak yang mati dikit, kemudian yang lahir dikit yang mati dikit," katanya.

Menurutnya, perubahan ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur penduduk dari sisi usia. Bonus demografi terjadi pada saat jumlah penduduk produktif sangat banyak, sehinga rasio ketergantungan akan sangat minimal.

"Di tahun 70-an, seorang ibu melahirkan rata-rata 5 orang, sekarang satu ibu melahirkan rata-rata 2 atau 3 orang sehingga kalau dulu bapak tahun 70-an kita bekerja menafkahi 5 atau 6 orang, sekarang 2 orang karena beban untuk menghidupi usia yang tidak produktif: anak-anak  15 tahun ke bawah dan lansia 65 ke atas," jelasnya.

Beban pengeluaran yang sedikit tersebut berkesempatan uangnya bisa ditabung atau digunakan untuk hal lain, seperti investasi. Dari mulai itu, katanya, sehingga Indonesia diharapkan bisa lepas landas menjadi negara yang makmur.

Namun demikian, menurutnya, untuk berhasil lepas landas dan bisa menikmati bonus demografi, dibutuhkan banyak pra-syarat. Di antaranya Sumber Daya Manusia (SMD) yang meliputi pendidikan dan kesehatan.

"Sehingga kita harus mulai berinvestasi SDM dari sekarang," jelasnya. (Husni Sahal/Alhafiz K)