PCINU Sudan Gelar Seminar Metodologi Bahtsul Masail
NU Online · Senin, 29 Oktober 2012 | 10:55 WIB
Khartoum, NU Online
Dalam momentum hari tasyrik PCINU Sudan mengadakan seminar bahstul masail yang bertepatan pada Ahad 28 Oktober 2012 M / 12 Dzulhijjah 1433 H di sekretariatnya.
<>
Acara ini diselenggarakan oleh Lakpesdam NU bekerjasama dengan Muslimat NU untuk memperkuat tali silaturrahim dan menambah wawasan akan tradisi kaum nahdiyin yang telah dilestarikan di Indonesia agar mahasiswa/I yang berdomisili di Sudan juga dapat melestarikannya.
H Abdussalam BS, wakil rais syuriyah dalam sambutannya mengatakan acara ini penuh urgensi demi menciptakan generasi NU sebagai ulama yang memiliki intelektualitas dan kredibilitas dalam menghadapi berbagai problematika, salah satunya terkait masail waqiiyyah.
Acara yang menarik ini berlangsung mulai pukul 11.00 s/d 13.20 di ikuti sekitar 40 warga Nahdiyyin dan Nahdiyyat, juga ketua PPMI Sudan. Tanggapan yang positif terlihat dengan antusias undangan ketika di buka forum tanya jawab oleh moderator Acara Syurohbiel Mahfudz Asirun.
Dalam menyelesaikan problematika umat, ulama NU berpedoman pada prinsip al-muhafadzotu 'alal qodimisholih wal-akhdzu bil jadidil ashlah, sebagaimana diungkapkan oleh H Zulham Qudsi, BS sebagai narasumber pertama.
Ia memilih judul materi “Metodologi Bahtsul Masail” menekankan bahwa Forum Bahtsul Masail itu bukan forum menyimpulkan hukum dari dalil, akan tetapi lebih tepatnya mencari teks-teks para ulama dalam kitab-kitab mereka yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Kemudian dijelaskan juga oleh H Auzai Mahfudz Asirun, BS yang dalam hal ini menjadi narasumber kedua akan pentingnya bermadzhab, lebih lanjut beliau yang mengangkat tema “Metode Istinbath Nahdliyyin” ini menjelaskan bahwa tradisi bahtsul masail NU yang berpedoman dengan kitab kuning bukan berarti tidak menggunakan AlQuran dan hadist akan tetapi justru hal ini reproduksi dari pemahaman ulama dalam memahami al-Quran dan Hadsit.
Namun ia menyayangkan selama ini belum ada revolusi dalam implementasi penggunaan madzhab empat, oleh sebab itu banyak justifikasi jika warga NU hanya berorentasi satu sudut pandang madzhab Syafi'i saja dalam bahstul masail.
Masing-masing pembicara diberikan waktu selama 20 menit dan dilanjutkan sesi diskusi interaktif dengan peserta dipimpin oleh moderator H Miftahuddin Ahimy, MA ketua Tanfidziyah PCINU Sudan. Dalam pengantarnya sosok yang akrab dipanggil Engkong Miftah ini menguraikan sekilas tentang perkembangan Ilmu Fiqh dari Zaman Rasulullah SAW hingga sekarang.
“Metode Bahtsul Masail secara tidak langsung adalah penekanan untuk bermadzhab, sebab sulit ditemukan kejadian-kejadian di zaman modern ini yang belum pernah dituliskan oleh ulama, hanya saja kita yang kurang membaca buku-buku mereka, dan kalaupun ada pendapat itupun maka masih dibahas, sebab bahtsul masail bukan forum taqlid buta juga,” tandasnya.
Ketua Lakpesdam Miftakhul Munif dalam sesi tukar pendapat bercerita panjang tentang bahtsul masail dikalangan pesantren di Indonesia, khususnya di Jawa. Diskusi juga diramaikan oleh Kader Muslimat NU Sudan Shochibatun Ni’mah dan Mimi Muthiatillah. Pertanyaan kedua mahasiswi cantik ini senada, yaitu tentang hasil bahtsul masail pada setiap cabangnya, apakah terjadi crash jika ada forum bahtsul masail yang lebih tinggi? Dan sebatas mana aplikasi hukumnya?
Acara juga diramaikan dengan diskusi yang disampaikan oleh undangan dan mahasiswa baru penerima beasiswa NU yang telah sampai di Sudan.
Dengan terselanggaranya acara ini diharapkan dapat memunculkan generasi baru ulama yang intelektual dan intelektual yang ulama sesuai dengan motto NU Sudan 2012-2013 yaitu “Mengembangkan Jaringan Internasional Ilmu dan Ulama dengan Program Kerja PCINU Sudan”.
Redaktur: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua