Nasional

PCINU Berharap NU Online Hidupkan Kembali Versi Bahasa Asing

Sen, 12 Juli 2021 | 03:36 WIB

Jakarta, NU Online
Situs resmi Nahdlatul Ulama kini sudah menapaki usia ke-18 tahun. Berbagai harapan muncul dari banyak pihak, tak terkecuali para pimpinan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di beberapa negara. Mereka berharap agar NU Online bisa semakin mendunia.

 

Ketua PCINU Australia-New Zealand Yusdi Maksum mengaku sedang menunggu NU Online untuk menerbitkan tulisan dalam bahasa inggris. Tujuannya agar bisa memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat NU di dunia, terutama Australia dan New Zealand. Lebih jauh, ia mendukung NU Online untuk tetap istiqamah. 

 

“Kita dukung NU Online menjadi sumber online terdepan yang tetap istiqamah menerbitkan wacana-wacana, tulisan-tulisan Ahlussunnah wal Jamaah dan amalan-amalan Nahdliyah yang diajarkan para ulama NU,” ujar Yusdi melalui video yang diterima NU Online, Ahad (11/7) kemarin.

 

Harapan serupa juga datang dari Negeri Panser. Ketua PCINU Jerman Muhammad Rodlin Billah berharap agar NU Online selalu menjadi rujukan bagi warga NU di Indonesia maupun di seluruh dunia.

 

“Teriring harapan semoga NU Online senantiasa menjadi media rujukan khususnya bagi Nahdliyin di mana pun berada, dan umumnya bagi umat Islam, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Semoga NU Online makin sukses ke depannya,” katanya. 

 

Selanjutnya, Ketua PCINU Sudan Muhammad Hibatullah Zain giliran menyampaikan harapan di Harlah ke-18 NU Online ini. Ia berharap, NU Online dapat menjadi media digital kebanggaan warga Nahdliyin sedunia. 

 

“(Menjadi) media digital yang kredibel, aktual, dan terpercaya, serta selalu mencerahkan dan membawa manfaat bagi masyarkaat Indonesia dan bahkan masyarakat di dunia,” tuturnya.

 

Harapan serupa juga dihadirkan dari Negeri Seribu Cahaya. Alauddin, Ketua PCINU Pakistan, berharap agar NU Online bisa menjadi wajah NU yang moderat, toleran, dan berimbang dalam lingkup internasional.

 

“Semoga (NU Online) semakin maju, semakin sukses, semakin membawa NU menjadi go internasional,” katanya.

 

Harapan para pengurus PCINU di berbagai belahan dunia sejalan dengan pesan yang disampaikan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf. Menurutnya, masih ada dua pekerjaan rumah yang mesti dikerjakan para awak NU Online.

 

Pekerjaan rumah pertama yang mesti dilakukan NU Online pada usia yang ke-18 ini adalah harus mengembangkan jaringan hingga ke level global. Menurut Gus Yahya, kerja-kerja seperti ini akan jauh lebih keras lagi.

 

“Ke depan masih ada kerja-kerja yang masih jauh lebih keras lagi. NU Online harus mengembangkan wilayah landmarking-nya, tidak hanya dalam skala Indonesia, tapi harus bisa merambah hingga ke skala internasional,” harapnya.

 

Kedua, NU Online secara keseluruhan diminta untuk menyerukan kepada para pembaca bahwa transfer ilmu agama hanya bisa dilakukan jika terdapat pertemuan antara guru dan murid.

 

“Perlu ditegaskan kepada para pengguna NU Online bahwa informasi-informasi digital ini baru merupakan simpanan catatan. Sedangkan transfer ilmu sesungguhnya hanya bisa terjadi melalui sanad talaqqi atau bertemunya guru dan murid, sebagaimana bertemunya para sahabat dengan Rasulullah,” terang Gus Yahya.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi