Nasional

PBNU Nilai Kartun The Jakarta Post Hina Islam

Sel, 8 Juli 2014 | 16:31 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf mengatakan karikatur The Jakarta Post yang dinilai menghina dan menyinggung Islam lahir dari cara berpikir islamofobia.
<>
"Karikatur The Jakarta Post, apa pun alasannya, sangat tidak bisa diterima oleh akal sehat apalagi dari sudut kebenaran keyakinan keagamaan," kata Slamet kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Slamet mengatakan islamofobia adalah sikap dasar yang berawal dari kebencian dan kecurigaan terhadap umat Islam.

Menurut Slamet, munculnya karikatur ini menegaskan sikap terselubung yang selama ini dirasakan pembaca tentang kebijaksanaan redaksional surat kabar berbahasa Inggris yang terbit di Jakarta itu.

"Saya melihat jelas karikatur itu adalah bentuk penistaan dan penodaan atas suatu agama yang memiliki penganut terbesar di negeri ini," tuturnya.

Publik Indonesia dikejutkan oleh pemuatan karikatur dalam The Jakarta Post edisi 3 Juli yang menyinggung umat Islam. 

Dalam karikatur tersebut ada beberapa unsur yang dinilai menghina dan menyinggung agama Islam, karena  simbol dan tulisan-tulisan dalam karikatur itu adalah tulisan yang memiliki makna penting dalam akidah Islam.

Di dalam karikatur itu terdapat kalimat "Laa ilaaha illallaah" di atas gambar tengkorak, padahal kalimat itu mengandung kesaksian sekaligus penyerahan diri kepada kekuasaan Allah SWT.

Selain itu, juga terdapat lafaz Allah dan Rasulullah di dalam lingkaran tengkorak. Lafaz Allah dan Rasulullah adalah unsur akidah Islam paling fundamental.
Minta maaf
Setelah sebelumnya meminta maaf melalui situs berita daringnya, harian The Jakarta Post dalam edisi Selasa secara resmi menyampaikan permintaan maaf dan mencabut karikatur yang dinilai telah menghina dan menyinggung umat Islam.

Pernyataan tersebut dimuat di halaman pertama surat kabar berbahasa Inggris itu. Harian Jakarta Post menyebutkan bahwa pada karikatur yang dimuat di halaman 7 pada 3 Juli terdapat simbol-simbol agama yang dinilai telah menghina.

Harian tersebut menyatakan penyesalannya atas kesalahan penilaian yang sama sekali tidak dimaksudkan untuk memfitnah atau tidak menghargai agama apapun.

Jakarta Post mengklarifikasi bahwa tujuan mereka terhadap karikatur itu adalah untuk mengkritisi pengunaan simbol-simbol agama secara umum, terutama dalam bendera kelompok ISIS di Irak dan Suriah, untuk melakukan tindak kekerasan bahkan terhadap sesama Muslim.

Di sisi lain, karikatur itu juga ditujukan untuk mengecam kelompok ISIS yang mengancam akan menyerang Kakbah di Mekkah yang menjadi salah satu agenda politiknya. (antara/mukafi niam)