Nasional

PBNU Minta Banser Syiarkan Nilai-nilai Peradaban

NU Online  ·  Selasa, 28 Maret 2017 | 05:03 WIB

Makassar, NU Online
Setelah memahami perihal peradaban, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) meminta badan semi otonom GP Ansor atau Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mensyiarkannya kepada publik.

"Perhatikan. Semua kelompok bertempur di Timur Tengah mengatasnamakan Islam. Kenapa demikian?" ujar Gus Yahya itu di aula Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI), Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (28/3).

Kepada peserta Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) IV, Juru Bicara Presiden RI Ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu kemudian menegaskan berharganya peradaban.

"Dengan adanya peradaban, kita punya kesempatan memperbaiki kualitas hingga mendekatkan diri pada Tuhan. Tanpa ada peradaban, kerusakan akan selalu terjadi," kata ia lagi.

Ia mencontohkan dampak perang Syiria. Dalam kurun waktu lima tahun, 300 ribu orang mati. 80 persen atau sebanyak 240 ribu yang mati ialah orang-orang yang tidak ikut perang, terkena peluru tersasar, hingga pecahan bom. Lebih dari dua per tiganya anak-anak dan perempuan.

"Sebagai orang tua. Bagaimana jika anak kita sakit panas? Pasti sahabat-sahabat yang sudah punya anak akan bingung. Para mujahidin itu ngerti tidak sih? Punya anak tidak sih? Ibu-ibu ketakutan, berlarian menggendong anaknya akibat kerusakan (perang) mereka ciptakan? Maka saya katakan, peradaban itu penting dan berharga," kata dia.

Contoh nyata dari berharganya peradaban ialah corak Islam Nusantara. Karena Islam datang untuk menyempurnakan dan tidak untuk merusak, maka para wali dan dzuriyah nabi penyebar Islam di Indonesia tidak merusak yang ada, tapi memperbaiki.

Itulah satu alasan kenapa NU teguh merawat tradisi dan menghormati kearifan lokal sebagai bagian dari peradaban dan meminta warganya untuk tidak berhenti mensyiarkannya, kata Gus Yahya. (Gatot Arifianto/Alhafiz K)