Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali mengagumi militansi yang dimiliki oleh para anggota Muslimat NU. Salah satunya, saat mengadakan pengajian, sampai malam pun masih bersemangat.
<>
“Karena itu, saya selalu hadir kalau mendapat undangan dari Muslimat NU,” katanya, yang kemudian disambut dengan tepuk tangan meriah oleh para ibu-ibu Muslimat NU DKI Jakarta yang memenuhi aula masjid Masjid Sunda Kelapa Jakarta Pusat, Ahad (14/9) dalam rangka halal bihalal.
Ia menjelaskan, para ibu Muslimat NU memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik keluarga dan menjaga persatuan.
NU saat ini, katanya, sudah memiliki banyak kader terdidik. Saat ini sudah terdapat 1.3 juta warga NU yang sudah bergelar sarjana, padahal Kiai Wahid Hasyim pada tahun 50-an pernah mengatakan, ‘mencari sarjana NU lebih susah daripada mencari penjual es ditengah malam’.
“Tapi jumlah sarjana sebanyak tersebut masih kurang,” kata As’ad.
Jika dilihat dari proporsi pun, sebanyak 72 persen masih merupakan ‘sarjana alam gaib’ atau sarjana dalam bidang agama. Idealnya bidang lain juga ditekuni oleh para kader NU sehingga proporsinya bisa 50:50.
“Tapi apapun jurusannya, pendidikan agama jangan sampai dihilangkan. Ini tugas para ibu untuk mendidiknya,” paparnya.
Terkait dengan tugas persatuan, ia menjelaskan, ibu-ibu memiliki tugas menanamkan nilai persatuan kepada anak-anak sebagai orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang kebetulan terlahir di Indonesia, karena keduanya memiliki makna yang sangat berbeda.
Nilai agama dan kebangsaan tidak dapat dipisahkan karena untuk bisa menjalankan agama dengan baik, perlu kondisi keamanan yang baik. Dan ini hanya bisa dicapai jika umat Islam di Indonesia mampu mengelola kekuasaan dengan baik, tanpa melakukan diskriminasi dengan kelompok lain.
Ketua PW Muslimat NU DKI Hizbiyah Rachim menjelaskan, Muslimat NU memiliki banyak peran seperti dalam pendidikan, sosial, keagamaan dan lainnya.
“Kita harus terus belajar agar menjadi kader yang lebih berkualitas dan berwibawa,” jelasnya.
Ia berharap para kader Muslimat NU mendukung pemerintah yang baru terpilih demi tegaknya keadilan.
Sementara itu, Walik Menteri Agama Nasaduruddin Umar yang memberi tausiyah dalam kesempatan tersebut menjelaskan agar mencari sahabat spiritual yang bisa menjadi tempat untuk dialog batiniah.
“Tanda-tanda Allah mencintai seseorang adalah ia akan mengirimkan seorang sahabat yang akan memberikan ketenangan dan kerinduan,” paparnya.
Sahabat spiritual, katanya, tidak bisa dilihat dengan penampakan luar karena sifatnya yang sangat personal antar pribadi. (mukafi niam)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua