Pasien Rumah Sakit Harus Diberi Bimbingan Ruhani
NU Online Ā· Rabu, 25 April 2012 | 14:39 WIB
Semarang, NU Online
Menurut penelitian di berbagai belahan dunia, kesembuhan pasien yang dirawat di rumah sakit sangat tergantung dari motivasi dirinya, suasana batinnya, dan isi pikirannya.Ā <>
Demikian dalam Seminar Nasional āPengembangan Profesionalitas Layanan Bimbingan Rohani Islam pada Pasien Menuju Pola Pelayanan Holistic Rumah Sakit di Jawa Tengahā yang diselenggarakan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang di aula Laboratorium Dakwah kampus tersebut, baru-baru ini.
Obat dan pelayanan dokter sebagus apapun tidak bisa efektif jika si pasien tidak berpikiran positif dan memiliki semangat untuk sembuh. Justru isi pikiranlah yang menentukan penderita penyakit bisa pulih atau tidak.Ā
Karena itu, pelayanan medis diwajibkan memberi bimbingan rohani kepada setiap pasien di rumah sakit. Tak boleh pasien hanya disuntik dan diobati saja. Tak cukup diberi makanan dan dirawat secara klinis semata. Tetapi harus diberi penguatan ruhani oleh orang yang ahli di bidangnya. Bukan sekedar perawat yang difungsikan sebagai penasehat rohani.Ā
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Dr. Mohammad Fanani SpKJ (K) menyampaikan, manusia adalah makhluk fisik sekaligus psikologis yang saling berkaitan. Setiap penyakit yang menyerang fisik manusia, pastilah juga mempengaruhi kondisi psikisnya. Sedangkan kondisi psikis dipengaruhi religiusitasnya. Religiusitas adalah perasaan keagamaan, ini berhubungan dengan keimanan kepada Tuhan.Ā
Karena itu menurutnya, terapi penyembuhan pasien haruslah melibatkan sisi keagamaan. Jika pasiennya muslim, perlu memakai terapi Al-Qur'an, sebagaimana telah disebutkan dalam Surat Al-Israā ayat ke-82 yang artinya; Dan Kami turunkan Ā dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang zalim selain kerugianā.Ā
āJadi setiap rumah sakit harus menerapkan terapi holistik. Pengobatan jasmani sekaligus rohani bagi pasiennya. Jika hanya fisik, selain menyalahi kodrat juga tidak akan berhasil baik, bahkan gagal,ā tandas dokter spesiali kejiwaan ini.Ā
Fanani menambahkan, soal terapi itu juga telah ditetapkan organisasi kesehatan dunia milik PBB, World Health Organization (WHO). Dalam ketetapan WHO tahun 1984, pengertian sehat adalah tidak terganggunya kondisi tubuh, mental dan rohani manusia. Dikenal dengan rumusan ābio-prisko-sosio-spiritualā.Ā
Dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Machasin Msi menyampaikan, dalam Islam, kata shihah yang diserap menjadi kata sehat dalam bahasa Indonesia, tidak berarti kondisi baik yang ada dalam jasmani. Melainkan berhubungan dengan masalah psikis, jiwa. Karena itulah Islam memakai istilah al-Shihah wal-āAfiyah Ā yang lazim disebut sehat wal afiat. Yaitu kondisi di mana orang mengalami kesehatan paripurna. Yaitu sehat secara jasmani dan rohani atau fisik dan psikis.Ā
āKonsep sehat menurut Islam adalah jiwa dan raga. Bahkan orang yang sakit badannya dimuliakan oleh Allah karena jika dia sabar, segala dosa dan kejelekannya dihapuskan. Filosof Yunani zaman sebelum masehi, Plato pernah mengatakan, tiada guna mengobati badan yang sakit tanpa mengobati fikirannya,ā tandas Pembantu Rektor II IAIN Walisongo ini.Ā
Namun Machasin mengingatkan, yang bertanggungjawab memberi terapi ruhani kepada pasien tak hanya pihak rumah sakit. Keluarga pasien juga perlu menguatkan jiwa si pasien dengan pendekatan religius. Misalnya berdoa atau dzikir yang lama.Ā
Redaktur Ā Ā : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muhammad Ichwan
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua