Nasional

Para Malaikat Sangat Kenal Nabi Muhammad Sebelum Ia Dilahirkan

Sab, 8 Desember 2018 | 23:00 WIB

Bekasi, NU Online 
Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya mengungkapkan bahwa para malaikat sangat mengenal Nabi Muhammad.

"Bagaimana tidak, Allah telah berfirman: innallaaha wa malaikatahuu yushalluuna 'alan nabiy, ya ayyuhalladziinaaamanuu shalluu 'alaihi wa sallimuu taslimaa," ungkapnya pada peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, di Pondok Pesantren Fatahillah, Kampung Ciketing, Mustikajaya, Kota Bekasi, pada Sabtu (8/12) dini hari.

Rais 'Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah (JATMAN) ini melanjutkan, Allah memberikan rahmat kepada Nabi Muhammad disertai dengan mengagungkannya.

Ia kemudian memberikan pemahaman tentang perbedaan shalawat Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad dengan para nabi terdahulu.

"Kalau shalawat Allah yang diberikan kepada para nabi adalah rahmat yang bersifat mutlak. Tapi kepada Nabi Muhammad merupakan shalawat yang penuh rahmah disertai dengan mengagungkan," lanjut ulama kharismatik asal Pekalongan ini.

Lantaran malaikat diperintah untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad, maka tidak ada satu pun malaikat yang tidak kenal dengannya.

"Bahkan sebelum beliau dilahirkan, malaikat sudah mengenal nur musthafa shallallahu 'alaihi wa sallam," kata keturunan Nabi Muhammad dari jalur Sayyidina Ali bin Abi Thalib ini.

Ia berkisah, pada suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad perihal makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah.

"Allah pertama kali menciptakan makhluk adalah nur (cahaya) nabimu," jawab Nabi Muhammad, diilustrasikan oleh Habib Luthfi.

"Itulah Nabi Muhammad. Nabi yang paling awal diciptakan dan terakhir dilahirkan," lanjutnya.

Ulama kelahiran 27 Rajab 1367 Hijriyah ini mengungkapkan bahwa kebesaran Nabi Muhammad sangat luar biasa.

"Sebelum dilahirkan dan sebelum maujud di dunia ini, namanya sudah tertera di dalam arsy. Laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah," terang Habib Luthfi.

Setiap hiasan di dinding yang ada di surga, ukirannya adalah kalimat tauhid. Karenanya, Habib Luthfi menganjurkan kepada para jamaah yang hadir untuk senantiasa melihat kebesaran Nabi Muhammad.

"Kebesaran beliau itu harus menjadi suatu kebanggaan bagi kita sebagai umatnya. Itu harus tertanam. Jadi jangan hanya sekadar ikut merayakan kelahiran Nabi. Tapi juga harus bangga dan tahu kebesaran-kebesarannya," tegas Habib Luthfi.

Selain Habib Luthfi, acara yang dimulai pada Jumat (7/12) malam ini dihadiri pula oleh banyak tokoh ulama, habaib, pejabat pemerintahan, dan ribuan masyarakat yang memadati halaman pesantren.

Acara ini dihibur oleh lantunan-lantunan shalawat dari Grup Hadrah Jati Sumo Negoro asal Blitar. Grup ini berhasil menjadi juara pertama dalam Festival Shalawat Jawa Nasional yang diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta, pada Oktober lalu. (Aru Elgete/Abdullah Alawi)